Web Servise Hp dan Laptop
Aza Phone Cell

Senin, 06 Juni 2011

sikap yang harus dihindari orang tua terhadap anak

Munculnya permasalahan orang tua dengan anak sebenarnya cenderung disebabkan oleh sikap orang tua sebagai pihak yang seharusnya mampu memegang kendali terhadap anak-anaknya, mengingat orang tua adalah contoh terdekat bagi anak-anak dalam proses tumbuh kembang mereka. Ketika orang tua salah mengambil sikap, maka bukan salah si anak apabila kemudian dia mengambil sikap yang sama-sama salah juga.

Beberapa sikap yang seharusnya tidak menjadi bagian dari sikap orang tua terhadap anak-anaknya, diantaranya sebagai berikut :

1. Otoriter.

Jika orang tua otoriter, anak menjadi takut apablia mereka melakukan kesalahan. Mereka akan mulai berbohong karena takut dihukum dan selalu merasa was-was dan ragu dalam melakukan tindakannya. Lebih buruknya, anak-anak yang diperlakukan seperti itu akan cenderung melakukan hal yang sama (otoriter) ketika mereka tumbuh dewasa. Orang tua harus ingat bahwa otoritas mutlak hanya ada di tangan Tuhan, dan setiap orang harus tunduk kepada-Nya. Dan harus ingat pula, bahwa anak hanyalah sekedar titipan Tuhan, sehingga tidak ada sedikitpun kewenangan, walaupun sebagai orang tua, untuk memperlakukan anak dengan semena-mena. Didalam Islam, ataupun mungkin di agama-agama lain, sudah jelas terdapat bimbingan tentang bagaimana orang tua memperlakukan anak-anaknya.

2. Emosional.

Jika orang tua selalu menghadapi anak-anaknya secara emosional, mereka tidak akan memiliki waktu untuk anak-anaknya, tidak akan bisa membimbing, bahkan bisa menjadi tekanan terhadap anak, atau bahkan malah mengembangkan tinddakan-tindakan anti-sosial. Kondisi ini sangat bahaya dan bisa mengakibatkan depressi berat bagi anak-anak.

3. Perfeksionis

Jika orang tua bersikap perfeksionis, selalu mengharapkan anak untuk sempurna sepanjang waktu, maka anak akan memiliki dua pilihan : hidup sesuai dengan harapan orang tuanya, atau cenderung mengembangkan hal yang sebaliknya. Perlu diingat kembali, bahwa tak ada orang yang benar-benar sempurna, termasuk anda, terlebih lagi anak-anak anda dimana mereka masih tumbuh dan berkembang dan memerlukan bimbingan dalam prosesnya tersebut. Tak seharusnya orang tua menjadikan “semua hal” sebagai pilihan bagi anak-anak mereka, yang penting adalah membantu pertumbuhan masing-masing.

4. Over protective

Para orang tua yang melindungi anak secara berlebihan dan selalu dipenuhi kecemasan, tidak akan dapat membesarkan anak dan membangun rasa percaya diri anak dalam menghadapi kehidupan nyata ketika mereka dewasa. Anak-anak yang mendapat perlakukan over-protective akan merasa bahaya dan ancaman ada di mana-mana. Bagaimanapun, sementara anak harus diawasi, ia tidak perlu kehadiran orang tua secara fisik setiap waktu. Orang tua yang cukup memahami ajaran agama, khususnya orang tua muslim, tentu menyadari dan memahami bahwa pengawasan dan perlindungan terbaik hanya bisa diberikan oleh Tuhan, Allah SWT. Maka mintalah selalu dengan berdo’a, pengawasan dan perlindungan-Nya untuk anak-anak kita.

5. Tidak mengenal kata “Tidak”

Orang tua yang tidak bisa berkata “Tidak” kepada anak, hanya akan merusak diri anak itu sendiri manakala setiap keinginan anak selalu dipenuhinya. Anak yang terbiasa dengan kondisi ini akan selalu menuntut apapun yang dia inginkan dengan segera, termasuk menggunakan cara-cara manipulatif demi mendapatkannya. Orang tua seharusnya belajar mengendalikan cinta dan disiplin diri sendiri untuk mendisiplinkan anak-anak mereka ketika anak-anak menginginkan sesuatu. Keinginan anak memang perlu dipenuhi, manakala hal itu merupakan suatu kebutuhan yang wajar dan seusuai. Bagaimanapun harus ditanamkan kepada anak, bahwa dalam kehidupan yang nyata, tidak setiap keinginan bisa dipenuhi sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan penanaman itu, anak-anak akan belajar untuk mengerti dan dan memahaminya sehingga mereka tidak akan frustasi atau depresi manakala dalam kehidupannya setelah dewasa ada banyak hal yang diperolehnya diluar keinginannya.

6. Berpihak

Orangtua yang berpihak pada salah satu anak akan mendorong kecemburuan dan kebencian. Orang tua tidak boleh membeda-bedakan anak-anaknya, misalnya lebih menyayangi anak laki-laki daripada perempuan atau sebaliknya, atau anak yang kuitnya putih lebih disayang daripada yang kuitnya agak gelap. Orang tua harus bersikap adil pada semua anaknya dan tidak berpihak menakal sekali-kali mereka bertengkar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar