Web Servise Hp dan Laptop
Aza Phone Cell

Sabtu, 17 Desember 2011

Skripsi Kinerja Profesional guru dalam menciptakan siswa berakhlak mulia di SD N 1 Karang Agung Kecamatan Abab Kabupaten muara Enim

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kinerja adalah: “sesuatu yang dicapai; kemampuan kerja; dan prestasi yang diperlihatkan” .
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) ia menyatakan bahwa kinerja itu adalah “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.
Serta Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Prawirosentono ( 1999 ), mengemukakan “kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika Dalam perspektif model harapan” .
Sulistiyani dan Rosidah (2003: 223) menyatakan kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai
dari hasil kerjanya. Secara definitif Bernandin dan Russell dalam Sulistiyani dan
Rosidah (2003) juga mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu.
Sedangkan pengertian dari penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja
nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
Dari berbagai definisi di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian kinerja didalam kinerja professional guru adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang guru dalam tugas utuk mencapai hasil yang di inginkan dengan usaha yang baik dan mempunyai kemampuan dan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan dan mempunyai waktu dan kesanggupan untuk mendidik dan mengajarkan para peserta didik dengan segala kemampuan yang ada dan melakukanya dengan baik dan dapat di nilai oleh para masyarakat.
B. Profesional
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. adalah :
a. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
b. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
c. Hidup dari siti perkerjaanya.
d. Bangga akan pekerjaannya.
Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin Nurdin, diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai prangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Menurut Prof. Edgar Shine yang dikutip oleh Parmono Atmadi (1993), sarjana arsitektur pertama yang berhasil meraih gelar doktor di Indonesia, merumuskan pengertian professional tersebut sebagai berikut;
1. Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang sambilan
2. Mempunyai motivasi yang kuat.
3. Mempunyai pengetahuan (science) dan keterampilan (skill)
4. Membuat keputusan atas nama klien (pemberi tugas)
5. Berorientasi pada pelayanan ( service orientation )
6. Mempunyai hubungan kepercayaan dengan klien
7. Otonom dalam penilaian karya
8. Berasosiasi professional dan menetapkan standar pendidikan
9. Mempunyai kekuasaan (power) dan status dalam bidangnya.
10. Tidak dibenarkan mengiklankan diri
Rujukan berikutnya dapat diambil dari pendapat Soemarno P. Wirjanto (1989), Sarjana hukum dan Ketua LBH Surakarta, dalam seminar Akademika UNDIP 28-29 Nopember 1989, yang mengutip Roscoe Pond, mengartikan istilah professional sebagai berikut ;
1. Harus ada ilmu yang diolah di dalamnya.
2. Harus ada kebebasan, tidak boleh ada hubungan hirarki.
3. Harus mengabdi kepada kepentingan umum, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli dan klien.
4. Harus ada hubungan Klien, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli dan klien.
5. Harus ada kewajiban merahasiakan informasi yang diterima dari klien. Akibatnya hrus ada perlindungan hukum.
6. Harus ada kebebasan ( = hak tidak boleh dituntut ) terhadap penentuan sikap dan perbuatan dalam menjalankan profesinya.
7. Harus ada Kode Etik dan peradilan Kode Etik oleh suatu Majlis Peradilan Kode Etik
8. Boleh menerima honorarium yang tidak perlu seimbang dengan hasil pekerjaannya dalam kasus-kasus tertentu (misalnya membantu orang yang tidak mampu )
Dari berberapa pengertian dan definisi prfesional di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian professional di dalam dunia pendidikan adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan dan jenjang pendidikanya atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, yang dimiliknya yang merupakan jalan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang berupa perkerjaanya
C. Guru
Dalam kamus bahasa Indonesia, guru diartikan “orang yang kerjanya mengajar”.
Menurut (Sardiman, 2001:123) Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah”
Sedangkan menurut (Djamarah, 1994:33). Ia mengatakan bahwa pengertian guru“guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah”
. Menurut Moh. Uzer Usman guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. sebagai guru.
Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang memainkan peranan penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya, masalah sosok guru yang dibutuhkan adalah guru dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan pada setiap jenjang sekolah .
Menurut Winarno surakmadh guru adalah seseorang yang yang bertugas menciptakan pengetahuan dan ketrampilan pada siswa yang berupa penulisan dan pemberagaan sesuatu karya dengan baik dan benar dalam konteks pendidikan yang berkelanjutan dan bisa memahami karakter dan sipat siswa.
Menurut Conny semiawan ia menyatkan bahwa guru adalah “ memberikan kemampuan berfikir kepada pelajar melalui ilmu yang diberkan dalam kretiria pembelajaran yang terpadu dan berjenjang pendiikan secara berkelanjutan dan dapat dilakukan sepanjang hidup tergantung batasan seseorang murid sanggup atau tidak dalam menerima pendidikan itu tersebut.
Terkait dengan pendapat di atas, Ametembun (1994 :33) megemukakan bahwa “Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah”. Ini berarti bahwa seorang guru, minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas.
Menurut Zakiah Daradjat guru adalah “pendidik profesional”. Pendidik Profesional adalah pendidik yang memiliki kemampuan intelektual dan juga dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan serta menguasai berbagai macam cara dalam menyelesaikan berbagai masalah yang berhubungan dengan anak didik sehingga dapat menciptakan anak didik yang memiliki akademik yang baik dan berakhlak mulia.
Menurut Oemar Hamalik guru adalah “spritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik dalam memberikan santapan jiwa dengan ilmu pendidikan akhlak”. Pendapat Oemar Hamalik ini berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang luas dan diberikan kepada anak didik agar memiliki akhlak mulia.
Menurut A. Muri Yusuf guru adalah ”individu yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan”. Dari pendapat ini, penulis memberikan kesimpulan bahwa guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam mendidik anak didik di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu menciptakan anak didik yang tidak hanya memiliki kemampuan akademi saja tetapi juga beriman dan berakhlak mulia.
Guru paling banyak menghabiskan waktunya dalam melaksanakan tugas mengajar yaitu di dalam kelas. Berhasil atau tidaknya seorang guru di dalam kelas sangat tergantung dengan guru itu sendiri. Oleh sebab itu kurikulum sebagai faktor terpenting dalam mengantarkan tujuan pendidikan di suatu sekolah harus dipahami lebih dahulu oleh guru.
Guru memiliki kedudukan tinggi dalam Islam, maka seorang guru khususnya guru PAI hendaknya dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dengan penuh kesungguhan hati. Sebagai pendidik harus memiliki sifat Rabbani dan menyempurnakan sifat Rabbaninya. Artinya dalam mengajar hendaknya menjadikan anak didiknya lebih dekat kepada Rabbnya, dalam mengajar ia tidak semata-mata utnuk menambah wawasan tetapi untuk meraih keridhaanNya.
Seorang guru adalah seseorang yang selalu berhubungan dengan anak didik. Oleh karena itulah, semua sifat perilakunya akan selalu diperhatikan oleh anak didiknya untuk dicontoh terutama anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Pada usia ini anak lebih mudah menerima sesuatu hal yang baru dengan melihat atau mengamati apa yang ada disekitarnya.
Guru merupakan salah satu contoh nyata bagi anak didik karena telah dijelaskan dari uraian sebelumnya bahwa guru memiliki hubungan yang sangat erat di sekolah. Semua yang guru lakukan akan langsung ditiru anak didik. Oleh karena itu, guru PAI harus menunjukkan sikap atau perilaku yang dianjurkan agama. Misalnya shalat, sopan santun, cara berbicara dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami kinerja professional guru merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta tanggung jawab terhadap murid-murid yang di asuhnya,sehingga tugasnya sebagai seorang pendidik dapat terlaksana dengan baik
D. Menciptakan
Menciptakan di dalam kamus besar bahsa Indonesia adalah Menjadikan sesuatu yg baru tidak dengan bahan atau Sesutu dengan benda atau hal yang lain sebagainya sehingga menjadi lebih sempurna .
Menciptakan merupakan kata kerja dari membuat atau menghasilkan sesuatu melalui suatu media pelantara. Di dalam surat Az-zariyat 56 Allah menjelaskan bahwa penciptaan manusia dan untuk menyembah Allah
      
Artinya : tidaklah aku ciptakan jin dan manusia hanyalah untuk menyembah- Ku
Menciptakan adalah mengubah sesuatu yang ada tetapi menjadikan lebih sempurna.
Menciptakan adalah mengubah dan membuat sesuatu secara berpasang-pasangan dan berguna. Di dalam al- quran surat Ar-ruum ayat 21
            ••   •      
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
E. Siswa
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): mu•rid adalah orang (anak) yg sedang berguru (belajar, bersekolah).
Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik
secara kelompok atau perorangan. Siswa juga disebut murid atau pelajar.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, murid (pelajar) adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan. Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.
Dalam proses belajar-mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah murid/anak didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat atau fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan/karakteristik murid. Itulah sebabnya murid atau anak didik adalah merupakan subjek belajar.
Dengan demikian, tidak tepat kalau dikatakan bahwa murid atau anak didik itu sebagai objek (dalam proses belajar-mengajar). Memang dalam berbagai statment dikatakan bahwa murid/anak didik dalam proses belajar-mengajar sebagai kelompok manusia yang belum dewasa dalam artian jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, memerlukan pembinaaan, pembimbingan dan pendidikan serta usaha orang lain yang dipandang dewasa, agar anak didik dapat mencapai tingkat kedewasaanya. Hal ini dimaksudkan agar anak didik kelak dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, warga negara, warga masyarakat dan pribadi yang bertanggung jawab.
Pernyataan mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan atau talent tertentu. Hanya yang jelas murid itu belum mencapai tingkat optimal dalam mengembangkan talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau siswa dikatakan sebagai subjek dalam proses belajar-mengajar, sehingga murid/anak didik disebut sebagai subjek belajar.
Dalam bahasa Arab dikenal juga istilah yang sering digunakan untuk
menunjukkan pada anak didik kita. Istilah tersebut adalah murid yang
secara harfiah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan
sesuatu, tilmidz yang berarti murid, dan tholib al-ilm yang menuntut ilmu,
pelajar. Ketiga istilah tersebut seluruhnya mengacu kepada seorang yang
tengah menempuh pendidikan. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciriciri anak didik adalah sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan hubungan kerjasama antara pendidik dan peserta didik, sebaik apapun upaya seorang guru dalam menanmkan pengetahuan, namun jika tidak ada kesanggupan,kesiapan dari peserta didik maka proses pembelajaran sulit untuk mencapai kata berhasil. Menurut Al-Ghazali yang dikutip oleh Heri Noer Aly, ilmu pendidikan Islam mengungkapkan tugas peserta didik antara lain:
1. Mensucikan diri dari akhlak dan sifat tercela
2. Keikhlasan menjadi seorang murid untuk belajar kepada seorang
guru
3. Memiliki tanggung jawab untuk berkonsentrasi, serius dalam belajar.
4. Tidak memiliki sifat sombong kepada guru dan ilmu
5. Tidak mempelajari suatu ilmu secara keseluruhan sekaligus.
Melainkan memperhatikan sistemtis mulai dari mudah.
6. Memelajari ilmu disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat, tahap
perkembangan murid.
7. Mengetahui kedudukan ilmu terhadap tujuan agar tidak
mendahulukan ilmu yang tidak penting atas ilmu yang penting.
Peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/paedagogis. Di dalam penjelasan ini bahwa peserta didik/siswa mempunyai pendekatan. Pendekatan tersebut ialah.
1. Pendekatan sosial, peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Peserta didik perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, peserta didik melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
2. Pendekatan Psikologis, peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan, social-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
berberapa pendapat tersebut di atas penulis mencoba mengartikan. Apa yang dimaksud siswa ? Siswa adalah Sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar dengan seseorang guru yang merupakan suatu keberhasilan dalam proses belajar-mengajar sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan merupakan sesorang yang mempunyai ilmu melalui pengajaran seseorang guru.
F. Akhlak Mulia
Sedangkan kata Al-khulukuîatau jamak Akhlak mengandung arti budi pekerti atau pribadi yang bersifat rohaniah, seperti sifat-sifat terpuji atau sifat-sifat yang tercela. Secara etimologis akhlaq adalah jamak dari khuluq yang berartti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.Secara terminologisada beberapa definisi tentang akhlaq. Tiga diantaranya:
a. Imam Al-Ghazali
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-p erbuatan dengan gamp ang dan mudah, tanp a memerlukan pemikiran danp pertimbangan.
b. Ibrahim Anis
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbutan, baik atau buruk,tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
c. Abdul Karim Zaidan
Akhlaq adalah nilai-nilai dan sif at-sif at yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk,untuk kemudian memilih melakukan atau meniggalkannya. Ketiga definisi diatas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan.
Menurut pengertian asal katanya (menurut bahasa) kata Akhlakî berasal dari kata jamak bahasa arab ìAkhlakî. Kata mufradnya ialah
Akhlak mulia berarti prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun. Akhlak mulia berati seluruh prilaku umat manusia yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist yaitu adab sopan santun yang dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW kepada kepada seluruh umat manusia ketika beliau masih hidup. Akhlak beliau adalah Al-Quran. Sesuai dengan firman Allah di dalam Al-quran surat QS : Al-Ahzab : 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا )الأحزاب/21(
“Sudah ada bagimu pada diri Rasulullah teladan yang baik, yakni bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari akhir dan bagi orang yang banyak mengingat Allah”. (QS> Al-Ahzab : 21)

Akhlak atau adab sopan santun yang telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW itu meliputi akhlak manusia kepada Allah SWT dan Akhlak terhadap sesama ciptaan Allah, termasuk didalamnya akhlak terhadap diri sendiri karena diri sendiri itu termasuk ciptaan Allah Juga, lahir dan batin.
Secara garis besar, akhlak mulia itu dapat dikelmpokkan kedalam dua kelompok yaitu:
1 Akhlak kepada Allah
Akhlak mulia kepada Allah berati mengikuti seluruh perintah yang telah disampikan Allah kepada Rasul yang Maha Mulia Muhammad SAW. Seluruh perintah tersebut sudah tercatat dalam Al-Quran dan Hadist.
2 Akhlak kepada ciptaan Allah
Akhlak terhadap ciptaan Allah meliputi segala prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun sesama ciptaan Allah yang terdiri atas ciptaan Allah yang gaib dan ciptaan Allah yang nyata, benda hidup dan benda mati.

Mengingat sangat luasnya cakupan akhlak ini karena menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, maka secara garis besar struktur akhlak mulia terhadap seluruh ciptaan Allah itu dapat digambarkan seperti struktur sederhana berikut ini.

1. Ciptaan Allah yang gaib
a) Gaib Dalam Arti Positif
I Malaikat
Ii Qada dan Qadar
Iii Kiamat, Alam Kubur, Padang Mashar Dll
Iv Sorga, Neraka dan Segala Penghuninya
V Dan Lain – Lain

b) Gaib Dalam Arti Negatif
I Iblis, Jin, Syetan
Ii danBenda serta Alam Gaib Lainnya


2. Ciptaan Allah yang Nyata
1. Sesama Manusia
i. Nabi dan Rasul
ii. Keluarga
▪ Diri Sendiri
▪ Orang Tua
▪ Kerabat Dekat, Kerabat Jauh dan Seterusnya
▪ Tetangga Dekat dan Tetangga Jauh
▪ Sesama Muslim
▪ Non Muslim


2. Selian Manusia
I Tumbuhan
Ii Hewan

3. Benda Mati
I Bumi dan Segala Isinya
Ii Benda Luar Angkasa




Walau struktur yang disampaikan masih sangat jauh dari lengkap dan sempurna, namun diharapkan akan bisa memberikan gambaran cakupan akhlak mulia yang sudah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW
Seluruh sikap dan perilku serta adab sopan santun terhadap semua ciptaan Allah sudah termuat dan tercantum dalam Al-Quran dan Hadist. Tinggal bagaimana kita bisa mempelajarinya secara benar dan teliti serta mengamalkannya
Pembahasan masalah Akhlak adalah pembahasan yang sangat luas, sama luasnya dengan seluruh asoek kehidupan manusia serta variasi – variasinya.
Secara garis besar fungsi dan tujuan pengamalan akhlak mulia bagi umat manusia adalah :
1. Sebagai pengamalan Syariat Islam
Sebagai pengamalan Syariat Islam. Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam semeste telah ,e,berikan tuntunan prilaku dan etika secar sempurna, sehingga dengan niat karena Allah SWT, pengamalan akhlak yang mulia itu insya Allah akan menjadi ibadah bagi umat islam yang mengamalkanya.
2. Sebagai Identias
Sebagai Identias, Akhlak mulia ini diperuntukkan oleh Allah kepada manusia yang berakal budi karena dengan tuntunan akhlak yang mulia akanbisa membedakan antara manusia denga hewan.
3. Pengatur Tatanan Sosial
Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial berarti dengan pengamalan akhlak mulia yang sudah dicontohkan oleh yang Mulia Saydina Muhammad SAW mengukuhkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dan lepas dari pengaruh lingkungannya. Dengan akhlak mulia ini tatanan sosial yang terbentuk semakin memberikan makna dan nilai yang tidak saling merugikan.
4. Rahmat Bagi Seluruh Alam
Akhlak Mulia Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam berarti akhlak mulia yang diperuntukkan bagi manusia tidak hanya mengatur tatanan hubungan manusia dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara manusia dengan makhluk – makluk lain selian manusia dan alam sekitarnya.
5. Perlindungan Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM )
Akhlak Mulia Sebagai Perlindunagn Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM ) berarti dengan menjalin hubungan yang baik berdasarkan hukum dan syariat agama akan terbentuk hubungan yang saling menghargai dan saling menguntungkan.
Selanjutnya secara bertahap kita akan mencoba melakukan kajian akhlak mulia ini sesuai dengan aturan dan tatanan ilmu tauhid yang benar dan yang menjadi acuan dalam kajian Al- Quran.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Ia Dengan takwa,yang akan dibicarakan nanti,merupakan'buah'pohon Islam yang berakarkan akidah,bercabang dan berdaun syari'ah.Pentingnya kedudukan akhlak,dapat dilihat dari berbagai sunnahqauliyah(sunnah dalam bentuk perkataan)
Rasulullah.Diantaranya adalah;
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak''
(HR.Ahmad)

"Mukmin yang paling sempurna imanya adalah orang yang paling baik akhlaknya"
(H.R.Tarmizi).
Dan,akhlak nabi Muhamad, yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu,disebut akhlak Islam atau akhlak Islami,karena bersumber dari wahtu Allah yang kini terdapat dari AI-Qur'an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam Sebelum sampai pada pengertian akhlak lebih dahulu perlu diketahui bahwa kata akhlak itu bentuk jamak dari kata ìAl-Khulukuî, dankata yang terakhir ini mengandung segi-segi yang sesuai dengan kata ìal- Khalkuîyang bermakna ìkejadianî. Kedua kata tersebut berasal dari kata kerja ìKhalakaîyang mempunyai arti ìmenjadikanî. dari kata ìKhalakaî inilah timbul bermacam-macam kata seperti: Al-khuluku yang mempunyai makna ìBudi Pekertiî. Al-khalku mempunyai makna îKejadianî. Al-khalik bermakna ìTuhan Pencipta Alamî Makhluk mempunyai arti ìsegala sesuatu yang diciptakan tuhanî. Dalam kitab ìAl-Mursyid Al-Amin Ila Mauidhah Al-Muímininî, terdapat kalimat yang menjelaskan perbedaaan antara kata al-khalkul dengan kata al-khuluku sebagai berikut: Dikatakan: ìFulan itu baik kejadiannya dan baik budi pekertinyaî. Maksudnya baik lahir dan batinnya. Yang dimaksud îBaik Lahirî yaitu baik rupa atau rupawan, sedang yang dimaksud ìBaik Batinîyaitu sifat-sifat kebaikan (terpuji) mengalahkan atas sifat-sifat tercela. Dari uraian di atas jelas bahwa ìAl-khalkuî mengandung arti kejadian yang bersifat lahiriyah, seperti wajah yang bagus atau jelek. Akhlak terbagi menjadi 2 macam diantaranaya adalah akhlak mulia dan akhlak buruk
Akhlak Khuluq yang berarti: Saj iyyah: Perangai, Muruuah: Budi, Thab íu: tabiat, Sedangkan menurut Syauqie Bei (penyair mesir, wafat tahun 1932) hanya saja bangsa itu kekal, selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa ituî. Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan dengan perkataaan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antar khaliq dengan makhluk. Ibnu Athir menjelaskan bahwa: Hakikat makna khuluq itu, ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan batin sebagainya) Imam Al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut: Akhlak ialah suatu sif at yang tertanam dalamj iwa yang darip ada timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbanganp ikiran (lebih dulu) Abdul Hamid Yunus mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
"Akhlak ialah sif at kebiasaan manusia"
Dari berbagai pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa akhlak adalah Akhlak mulia berarti prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun. Akhlak mulia berati seluruh prilaku umat manusia yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist yang telah di muat di dalam al quran dan di ajarkan kepada nabi Allah Muhammmad SAW.





DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
A. Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:Ghalia Indo,1982), hal.,54.
Al- Albani, M. Nashiruddin. 1998. Fiqih Islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Aly. Heri Noer.1998. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia
Al-Qur’an Al-Karim
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2008. Departemen Agama Republik Indonesia :
Al-Hikmah. Bandung : Dipenegoro.
Ambar Teguh. Sulistiyani .2003.kinerja bandung.rosda karya .
Ametembun, 1994 .Bandung, Kompetensi Guru, Bandung.rosda karya
Atmadi, Parmono. Dasar-dasar ilmu Pendidikan Islam.Jakarta.Rineka Cipta.
Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Indonesia.
Djamarah Zariyat.,1994.Jakarta, Strategi Belajar Mengajar , Rineka Cipta.
Conny semiawan.2003.Pendekatan Ketrampilan. Usaha Nasional.
Hamalik, Oemar.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hasibuan.Maluyu S.P..2001.Perkerjaan menguntungkan padang. padang panjang
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama, Ed. Revisi, Cet. 13. Jakarta : Rajawali Perss
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika
Mangkunegar, Anwar Prabu.2003 Perkerja berhasil. bandung rosda karya
Nasution. 1986. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bina
Aksara.
Prawirosentono.1990.Penciptaan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara
Poerwadarmita. 1987. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka
Rahmat Hidayat Dkk. .2004. Pendidikan Agama Islam SD Kelas III Bandung. PT.
Sarana Panca Karya nusa cetakan pertama Hal : 27
Rasyid,Sulaiman 2006.Fiqih Islam.Bandung:Sinar Baru Algesindo..
Sardiman,2001.Jakarta Fasilitator media informasi dan komunikasi.Jakarta.intan
pariwara
Soemarno P. Wirjanto (1989), Surakarta Akademika UNDIP
Sulistiyani dan Rosidah. 2003.Komtensi dan Kejujuran Guru . jakarta intan
pariwara
Syafruddin Nurdin, profesi.Jakarta Raja wali hal.24
Winarno surakmadh. 2004. Keberhasilan dan kegagalan. Jakarta.Fasilitator,edisi
IV.
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam,.Jakarta.Bumi Aksara,
1995), hal. 64.








Nama : Abdul Hendi
Semester : VII
Ruang : C
Dosen Pembimbing : Mukhtazar M.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar