BAB III
A. Sejarah Berdirinya SD Negeri 1 Karang Agung
Berawal dari sebuah tanah wakaf seseorang terhormat di Desa Karang Agung Dusun III yakni H. Marusit. Tanah tersebut panjang 83 M, lebar 67 M dan luas 290 M. di wakafkan dengan niat untuk membuat sebuah Sekolah Dasar hingga berdirilah pada tahu 1950 dengan di bantu oleh masyarakat Karang Agung. Pada waktu itu fasilitas sekolah yang belum memadai. Sehingga membuat sekolah tersebut menjadi kurang begitu maju dan di samping itu juga di belakang SD Negeri 1 Karang Agung ini terdapat sekolah swasta yakni SD Muhammadiyah. Sekolah ini sudah mengalami berberapa kali perehapan dan penambahan fasilitas seperti perumahan guru, perumahan kepala sekolah dan perumahan penjaga sekolah serta penambahan Wc dan sekarang sudah teralokasi Dana Bantuan Operasional DUK bidang pendidikan yakni mendapatkan 1 Gedung perpustakaan SD Negeri 1 Karang agung. SD Negeri 1 Karang Agung yang telah berdiri tahun 1950 ini mengalami kemajuan struktur tahun 1980 yakni guru yang sudah berpendidikan SPG. Begitu juga dengan masyarakat Karang Agung mereka mendukung segala sesuatu yang berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa terkhusus SD Negeri 1 Karang Agung dan masyarakat Karang Agung. Pada tahun 1990 sekolah SD Negeri 1 Karang Agung mendpatkan Akreditasi C dan mendapatkan penghargaan sebagai Sekolah Dasar INTI utnuk kecamtan Penukal Abab. SD Negeri 1 Karang Agung sudah berberapa kali mengikuti pengakreditasian dari Dinas Pendidikan sehingga pada tahun 2010 mendapatkan akreditasi B dan tahun 2011 ini kembali SD Negeri 1 Karang Agung menjadi SD Inti Untuk Penukal Abab. Walaupun sebenarnya SD Negeri 1 Karang Agung ini kurang memiliki guru dan murid. Muridnya hanya berjumlah 184 orang sedangkan gurunya berjumlah 9 orang. 5 diantaranya sudah berstatuskan PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) dan 4 masih berstatuskan guru komite yang berdasarkan tahun dan tamat ijazah yang di pegang, namun tidak mengurangi masyarakat dan guru untuk memajukan pendidikan di SD Negeri 1 Karang Agung Kecamatan Abab Kabupaten Muara Enim.
B. Letak Geografis SD Negrei 1 Karang Agung
SD Negeri 1 Karang Agung di bangun atas Tanah dengan panjang 83 M, lebar 67 M dan luas 290 M dan berdiri pada tahun 1950. Di depan SD Negeri 1 Karang Agung terdapat jalan raya yang memisahkan antara rumah penduduk yang bersebelahan dengan jalan dan sekolah ini. Disamping kanan terdapat rumah penduduk dan begitu juga dengan di samping kiri terdapat rumah penduduk SD Negeri 1 Karang Agung mempunyai lingkungan yang sangat strategis untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yaitu berada tidak jauh dari lingkungan penduduk dan berdekatan dengan kantor UPTD kec. Abab. Disekeliling sekolah tersebut ada kebun karet dan perumahan penduduk dan berlokasi di jalan raya Desa Karang Agung. Dengan keadaan tempat belajar yang memenuhi persyaratan seperti gedung belajar, tempat duduk, dan perlengkapan yang memadai sehingga para orang tua melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Karang Agung.
C. Visi dan Misi SD Negeri 1 Karang Agung
Visi dan Misi SD Negeri 1 Karang Agung adalah sebagai berikut.
Visi
Menjadikan Lulusan SD Negeri 1 Karang Agung sebagai Siswa yang berprestasi berdasarkan Imtaq dan berakhlak mulia.
Misi
Meningkatkan manajemen sekolah dalam mewujudkan visi
Menciptakan suasana yang kondusif untuk membentuk kepriabadian peserta didik yang memiliki iman dan taqwa.
Mengoptimalkan proses pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan
Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, Bahasa dan membina prestasi Olahraga dan Seni Budaya sesuai bakat, minat dan potensi sekolah
Menggalakkan kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa
Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan
Menggalakkan budaya bersih menuju hidup sehat
Menjalin kerjasama sekolah dengan sekolah lain.
D. Keadaan Personil
a. Guru
Nama – nama guru SD Negeri 1 Karang Agung yang mengajar di kelas, status pangkat, tempat tanggal lahir, SK terakhir, mulai tugas dan pegawai Negeri sipil dan guru komite.
Nomor : 420/143/SD-A/2011
Tanggal : 15 Juli 2011
Tentang : Pemantapan tenaga pengajar/ pegawai dalam proses belajar mengajar semester I dan II
Tahun ajaran : 2011/2012
Sekolah : SD Negeri 1 Karang Agung
No
Nama/ NIP/NIGK Pangkat
Gol. Mengajar
Kelas Tempat
tanggal Lahir Tanggal dan
SK terakhir Mulai Tugas
di SD ini Ket
1 Ramlan Setiawan S.Pd
Nip. 196202011984061 001 Pembina
IV/ a ADM
I-VI Palembang,
01-02-1962 01-10-2005
832/43/BKD/2005 29-04-2008 Kepsek/PNS
2 Sulkopli
Nip 196110081983031001 Penata
III/c IPA
I-VI Karang Agung
08—10-1961 01-10-2008
823/31/BKD-2/2008 10-02-1983 PNS
3 Jamaludin
Nip 196807051993121 001 Penata
III/c VI Karang Agung
05-07-1968 01-04-2010
823/16/BKD/2010 27-01-1994 PNS
4 Iran S.Pd
Nip 197107172001031 001 Pengatur
II/c V Prambatan
17-07-1971 01-10-2007
823/16/BKD/2007 01-03-2004 PNS
5 Juraidi
Nip 196406112007011 001 Pengatur Muda II/a III Pengabuan
11-06-1964 01-11-2009
813/113/BKD/2009 01-01-2007 PNS
6 Lesniwati II Karang Agung
24-06-1977 20-07-1997 Guru Komite
7 Neni Nirwana I Karang Agung
08-04-1983 17-12-2003 Guru Komite
8 Ilda Sahara S.HI G. Agama
I-VI Lubuk sarik
03-06-1981 01-01-2007 Guru Komite
9 Lia Mayang Sari S.Pd IV Betung 30-06-1988 01-07-2007 Guru Komite
Mengetahui Karang Agung 15 juli 2011
Pengawas TK/SD Kepala Sekolah
Ahmad Badainur A.Ma.Pd Ramlan Setiawan S.Pd
NIP NIP. 196202011984061 001
b. Tata Usaha
Nama-nama pegawai Tata Usaha, Jabatan, Tamatan dan mulai tugas
No Nama Jabatan Tamatan Mulai Tugas Keterangan
1 Neni Nirwana Kepala TU D-II 17-12-2003
2 Lia Mayang Sari S.Pd Anggota S-1 01-07-2007
Mengetahui Karang Agung 15 juli 2011
Pengawas TK/SD Kepala Sekolah
Ahmad Badainur A.Ma.Pd Ramlan Setiawan S.Pd
NIP NIP. 196202011984061 001
c. Kelompok profesi
Nama-nama dan gelar serta tamatan kelompok profesi SD Negeri 1 Karang Agung
No Nama Kelompok Profesi Keterangan
1 Ramlan Setiawan S.Pd
Nip. 196202011984061 001 S.Pd UT ( Universitas Terbuka Palembang Kepala Sekolah
2 Sulkopli
Nip 196110081983031001 SPG Palembang Guru
3 Jamaludin
Nip 196807051993121 001 SPG Palembang Guru
4 Iran S.Pd
Nip 197107172001031 001 S.Pd UT ( Universitas Terbuka Palembang Guru
5 Juraidi
Nip 196406112007011 001 SPG Palembang Guru
6 Lesniwati SMK Muara Enim Guru
7 Neni Nirwana D-II Palembang Guru
8 Ilda Sahara S.HI S-1 Padang Guru
9 Lia Mayang Sari S.Pd S.Pd IAIN Raden Fattah Palembang Guru
d. Murid
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Karang Agung Murid No Statistik Sekolah : 101110446044
Alamat : Dusun III Murid SD Negeri 1 Karang Agung NPSN : 10446044
Desa/ Kelurahan : Karang Agung Tahun Ajaran 2011/2012
Kecamatan : Abab Kecamatan Abab
Kabupaten : Muara Enim
Provinsi : Sumatera Selatan
No
Keadaan Bulan
Awal Bulan Lalu
Keluar Bulan ini
Masuk Bulan Ini
Akhir Bulan Ini
Jumlah
I II III IV V VI Jumlah I II III IV V VI Jumlah I II III IV V VI Jumlah I II III IV V VI Jumlah
1 Juli 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
84 -
- -
- -
- -
- -
- -
- 17
12 -
- -
- -
- -
- -
- 17
12 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
84
164
2 Agustus 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
84 -
- -
- -
- -
1 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
83
163
3 September 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
83 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
83
163
4 Oktober 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
83 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
83
163
5 November 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
83 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
83
163
6 Desember 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
83 17
12 14
15 10
14 13
18 14
10 12
15 80
83
163
7 Januari
8 Februari
9 Maret
10 April
11 Mei
12 Juni
Mengetahui Karang Agung 15 juli 2011
Pengawas TK/SD Kepala Sekolah
Ahmad Badainur A.Ma.Pd Ramlan Setiawan S.Pd
NIP NIP. 196202011984061 00
e. Pelayanan Sekolah
Pelyanan sekolah terdiri dari Nama Pelayanan,dan Pemilik
No Nama Pelayanan Pemilik Keterangan
1 Foto Copy + Rentalan Ali Wardana Disamping Sekolah
2 Kantin Sekolah Neni Nirwana Di Belakang Sekolah
3 Warung Jaka Di Depan Sekolah
E. Struktur Organisasi SD Negeri 1 Karng Agung Kecamatan Abab Kabupaten Muara Enim
STRUKTUR ORGANISASI
SD NEGERI 1 KARANG AGUNG KECAMATAN ABAB
KABUPATEN MUARA ENIM
________________________________________
Guru Kelas
Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas
F. Gedung,Ruang kelas, dan Mobiler Sekolah serta Perpustakaan
1. Nama – nama gedung dan ruang kelas, perumahan guru dan perumahan kepala sekolah.
serta Perpustakaan.
No Nama Ruangan / Gedung Jumlah Keterangan
1 Kelas 6 Baik/ layak
2 Perumahan Guru 5 Baik/ layak
3 Perumahan kepala Sekolah 1 Baik/ layak
4 Perpustakaan 1 Baik/ layak
5 Kantor SD Negeri 1 Karang Agung 1 Baik/ layak
6 Rumah Penjaga Sekolah 2 Baik/ layak
7 Toilet Guru 1 Baik/ layak
8 Toilet Siswa 2 Baik/ layak
2. Denah Gedung dan ruang kelas
3. Mobiler Sekolah
Inventaris Mobiler Sekolah
SD Negeri 1 Karang Agung
No Nama Barang Keadaan Barang Jumlah Keterangan
1 Sekolah Layak 1 Sedang di Gunakan
2 Meja Guru Baik 12 Sedang di Gunakan
3 Meja Siswa Baik 220 Sedang di Gunakan
4 Meja Siswa Rusak 24
5 Kursi Siswa Baik 214 Sedang di Gunakan
6 Kursi Siswa Rusak 17
7 Lemari Baik 14 Sedang di Gunakan
8 Meja Komputer Baik 1 Sedang di Gunakan
4. Perpustakaan
Inventaris perpustakaan
SD Negeri 1 Karang Agung
No Judul Buku Jumlah Keadaan
1 Matematika 219 Sedang di Pinjamkan / Baik
2 IPS Terpadu 200 Sedang di Pinjamkan / Baik
3 IPA Terpadu 189 Sedang di Pinjamkan / Baik
4 Bahasa Indonesia 230 Sedang di Pinjamkan / Baik
5 Agama 208 Sedang di Pinjamkan / Baik
6 PKN 200 Sedang di Pinjamkan / Baik
7 SBK 210 Sedang di Pinjamkan / Baik
8 Bahasa Inggris 217 Sedang di Pinjamkan / Baik
9 Buku Catatan 300 Sedang di Pinjamkan / Baik
10 Lain-lain 300 Sedang di Pinjamkan / Baik
Inventaris Mobiler perpustakaan
SD Negeri 1 Karang Agung
No Nama Barang Jumlah Keterangan
1 Meja 12 Baik/ layak
2 Kursi 14 Baik/ layak
3 Bangku Panjang 4 Baik/ layak
4 Rak tempat Buku 5 Baik/ layak
5 Lemari 4 Baik/ layak
G. Lain-lain
a. Prosedur penggunaan Fasilitas ( sarana dan Prasarana )
Sekolah adalah tempat seseorang untuk menambah ilmu yang dimilikinya. wajar dalam keadaan apapun seorang siswa membutuhkan tempat untuk melaksanakan pendidikanya seperti di SD Negeri 1 Karang Agung Kecamatan Abab Kabupaten Muara Enim ini penggunaan lapangan dan kelas digunakan untuk belajar dan mempelajari sesuatu yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan.
Berikut penggunaan fasilitas yang ada pada SD Negeri 1 Karang Agung dan pemeliharaan yang dilakukan oleh seluruh perangkat sekolah yang ada pada SD Negeri 1 Karang Agung Adalah sebagai berikut:
a. Mempergunakan lapangan yaitu sebagai sarana untuk melakukan pratik olahraga atau hal yang lain yang dilakukan oleh seorang siswa dalam mendapatkan pendidikan. Pemeliharaan yang dilakukan oleh siswa yaitu untuk lapangan guru berserta siswa membuat daftar piket lapangan agar lapangan tetap terlihat bersih rapi dan tertata rapi. Disamping itu para siswa melakukan kegiatan penghijauan yaitu menanam bunga atau kembang dilingkungan sekolah dan menanam pohon yang rindang seperti jarak bunga,akasia,dan meletakan pot bunga disetiap kelas sebagai penghijauan
b. Untuk kelas siswa dan guru bersama sama membuat dafatr piket dan menghiasi ruangan kelas yaitu menempelkan bermacam-macam bunga kembang yang berada didalam pot. Disamping itu juga para siswa bersama-sama menempelkan diatas kanan kiri mereka yaitu media untuk belajar seperti gambar pahlawan dan peta serta gambar media untuk pelajaran ilmu pengetehuan alam (ipa).
c. Ruangan perpustakaan di SD Negeri 1 Karang Agung dipergunakan oleh para siswa dalam melakukan kegiatan menggalakan membaca yang dilakukan oleh setiap kelas dan biasanya dipergunakan oleh para siswa dalam melakukan kegiatan belajar tambahan. Dan perpustakaannya mempunyai petugas yang bertugas memelihara dan mencatat segala sesuatu yang berada di dalam perpustakaan.
d. Ruangan kepala sekolah,guru serta ruang guru dan ruang istirahat. Ruang kepala sekolah dipergunakan yaitu untuk kepala sekolah melakaukan aktivitas yang berkenaan dengan urusan sekolah dan merupakan tempat istirahat kepsek. Ruang guru digunakan oleh guru ketika istirahat selalu bersama guru yang lainya bercengkrama masalah siswa atau bahkan masalah yang lainya seperti masalah guru piket atau hal yang lainya yang berkenaan dengan tugas guru tersebut.
b. Pengelolaan Kelas
Pengelolahan kelas dilakukan oleh guru berserta siswa untuk selalu menjaga dan merawat keindahan dan kerapian kelas di dalam kelas seperti pengelolahan tempat duduk dan pengaturan fasilitas yang ada didalam kelas. Berikut keterangan situasi pengelolahan kelas.
a. Pengaturan tempat duduk. Pengaturan tempat duduk di SD Negeri 1 Karang Agung sudah mengikuti atauran yang ada dan mengikuti bagaimana cara SD yang lainya. Tempat duduk para siswa dimana satu kursi dan satu meja untuk seorang siswa dan susunan tempat duduknya yaitu memanjang kebelakang.
b. Susunan perabot kelas Dalam hal menata kelas agar rapi dan serasi SD Negeri 1 Karang Agung . Maka ditentukan tempat yang tepat untuk masing-masing perabot kelas.
a. Letak papan tulis didepan siswa
b. Daftar piket, denah tempat duduk dan jadwal pelajaran terletak disebelah kanan dan kiri siswa.
c. Lap tangan untuk guru di gantung disebelah kiri meja guru.
d. Ember tempat untuk air yaitu berada di bawah lap tangan
e. Kotak sampah berada di sebelah kiri masuk.
c. Pelaksanaan tugas guru
Guru merupakan seseorang yang sangat berjasa terhadap peserta didiknya guru memberikan sesuatu khas tersendiri kepada seorang siswa kadang kalanya guru disenangi oleh siswa dan juga kadang kalanya juga guru dibenci oleh siswa karna cara mengajar ataupun cara menjelaskan pelajaran tidak bisa dimengerti oleh sisiwa. Senang atau tidaknya seorang guru merupakan panutan bagi peserta didiknya. Untuk itu guru mempunyai tugas yang harus dilakukanya dalam mendidik dan mengajarkan peserta didiknya. Tugas guru tersebut diantaranya :
a. Kepala sekolah adalah sebagai meneger dalam suatu sekolah. Kepala sekolah adalah sesorang yang memimpin guru atau siswanya dalam melakukan proses pembelajaran tugas seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut:
Merencanakan suatu program dalam sekolah
Mengorganisasikan semua prangkat sekolah
Mengolah dan mengatur sekolah
Mengkoordinir sekolah
Mengawasi sekolah
Mengevaluasi keberadaan guru didalam kelas
Perincian tugas kepala sekolah adalah mengatur kegiatan belajar dan mengajar yang meliputi antara lain :
Program tahunan
Program semester
Jadwal pelajaran
Menunjuk wali kelas
Penetapan kelulusan
Mengawasi administrasi yang ada di SD Negeri 1 Karang Agung
b. Guru
Tugas guru secara rinci adalah mendidik mengajarkan mengayomi peserta didik dari tidak bisa menjadi bisa dan dari tidak tahu menjadi tahu: berikut tugas guru sesuai dengan jabatan dan fungsinya.
Menyusun program yang meliputi
a. Program tahunan
b. Program satuan pengajaran
c. Program semester
d. Evaluasi
e. Menyajikan program pengajaran atau melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar
f. Melaksanakan evaluasi belajar dan mengajar
g. Mendidik dan mengajar siswa
h. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengajaran
i. Melaksanakan analisis hasil belajar
j. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
k. Melakukan bimbingan terhadap pendidikan kecakapan hidup siswa
l. Mengatasi buku kegiatan belajar dan mengajar
m. Menghadiri rapat dinas disekolah lain
c. Wali Kelas
Begitu juga wali kelas juga mempuyai tugas dan wewenang dalam siswa yang dipimpinya. Berikut tugas wali kelas:
Mengatur pengelolahan kelas
Menyelenggarakan administrasi kelas yang mencakup
Denah kelas (tempat duduk)
Daftar fiket kelas
Daftar pelajaran kelas
Buku absensi kelas
Buku kegiatan belajar dan mengajar
Tata tertib kelas
Menyusun statistik bulanan siswa
Pengisian daftar nilai siswa
Pembuatan catatan khusus tentang siswa
Pencatatan mutasi siswa
Pengisian raport pendidikan
Membagikan raport
Memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada siswa yang bermasalah
Membuat prangkat pembelajaran yang meliputi
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Membuat silabus
Melaksanakan prota dan prosem
Melaksanakan apa yang telah di buat
d. Kegiatan sisiwa
Siswa adalah peserta yang akan melaksanakan pendidikan di suatu sekolah yang telah lulus dalam suatu ujian nasional atau kelas. Siswa pada umumnya hanya belajar dan berhak memiliki ilmu pengetahuan. Tetapi kebanyakan siswa hanya mau belajar ketika akan melaksanakan ujian saja untuk itu perlu diketahui berapa banyak siswa yang akan diajari dan dibimbing dalam belajarnya agar ketika akan melaksanakan ujian nasional atau ujian sekolah seorang siswa bisa menjawab segala aspek soal yang diberikan gurunya terutama yaitu pelajaran pendidikan agama islam. Pada dasarnya banyak atau sedikitnya siswa disuatu sekolah sama saja karena pada dasarnya siswa hanya belajar tetapi banyak atau tidaknya suatu siswa itu bergantung pada sekolah itu tersebut hanya saja ketika ada suatu pemeriksaan data siswa yang masih belajar dan melaksanakan pendidikan itu dibukukan dan dijadikan arsip didalam suatu sekolah karna banyaknya suatu siswa disekolah menentukan akreditasi suatu sekolah. Berikut daftar banyaknya siswa Disamping siswa mengikuti kegiatan belajar dan mengajar disekolah siswa juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang di latih oleh seorang pelatih atau mereka belajar sendiri. Berikut kegiatan ekstrakulikuler di SD Negeri 1 Karang Agung.
a. Kegiatan kepramukaan
Pada SD Negeri 1 Karang Agung ini kegiatan kepramukaannya yaitu dilatih oleh seorang pelatih pramuka yang mempunyai pengalaman tentang pramuka dan kegiatan kepramukaan ini sangat baik untuk dilakukan oleh siswa karena dengan pramuka akan membentuk insan yang patuh dan taqwa kepada Tuhan YME dan juga membentuk kepribadian siswa menjadi disiplin dan berjiwa besar serta berkepribadian luhur.
b. Olahraga
SD Negeri 1 Karang Agung melaksanakan kegiatan olahraga seperti latihan sepak bola, Volly dan basket yang dilaksanakan secara berkala yakni setiap hari kamis.
c. Perkebunan atau pertanian
Siswa bersama-sama dengan dewan guru melakukan kegiatan perkebunan yang seperti penanaman pisang, kelapa, kacang panjag dan segala sesuatu yang bersangkutan dengan perkebunan. Perkarangan sekolah SD Negeri 1 Karang Agung sangat luas semua kegiatan yang berada disana dapat dilakukan di lapangan seperti : upacara, Apel pagi,olahraga,perkebunan, latihan kegiatan lain serta kegiatan-kegiatan lain. Diatas perkarangan sekolah banyak sekali tanaman kembang-kembangan yang menambah keindahan perkarangan sekolah SD Negeri 1 Karang Agung.
1.Servise Hp 2.Servise Laptop 3.Buka Pola Dari Jauh 4.Buat Skripsi 5.Buat Tugas Sekolah 6. Pesan di shopee.co.id/azkayra210118
Jumat, 30 Desember 2011
Sabtu, 17 Desember 2011
Skripsi Kinerja Profesional guru dalam menciptakan siswa berakhlak mulia di SD N 1 Karang Agung Kecamatan Abab Kabupaten muara Enim
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kinerja adalah: “sesuatu yang dicapai; kemampuan kerja; dan prestasi yang diperlihatkan” .
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) ia menyatakan bahwa kinerja itu adalah “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.
Serta Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Prawirosentono ( 1999 ), mengemukakan “kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika Dalam perspektif model harapan” .
Sulistiyani dan Rosidah (2003: 223) menyatakan kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai
dari hasil kerjanya. Secara definitif Bernandin dan Russell dalam Sulistiyani dan
Rosidah (2003) juga mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu.
Sedangkan pengertian dari penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja
nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
Dari berbagai definisi di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian kinerja didalam kinerja professional guru adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang guru dalam tugas utuk mencapai hasil yang di inginkan dengan usaha yang baik dan mempunyai kemampuan dan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan dan mempunyai waktu dan kesanggupan untuk mendidik dan mengajarkan para peserta didik dengan segala kemampuan yang ada dan melakukanya dengan baik dan dapat di nilai oleh para masyarakat.
B. Profesional
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. adalah :
a. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
b. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
c. Hidup dari siti perkerjaanya.
d. Bangga akan pekerjaannya.
Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin Nurdin, diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai prangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Menurut Prof. Edgar Shine yang dikutip oleh Parmono Atmadi (1993), sarjana arsitektur pertama yang berhasil meraih gelar doktor di Indonesia, merumuskan pengertian professional tersebut sebagai berikut;
1. Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang sambilan
2. Mempunyai motivasi yang kuat.
3. Mempunyai pengetahuan (science) dan keterampilan (skill)
4. Membuat keputusan atas nama klien (pemberi tugas)
5. Berorientasi pada pelayanan ( service orientation )
6. Mempunyai hubungan kepercayaan dengan klien
7. Otonom dalam penilaian karya
8. Berasosiasi professional dan menetapkan standar pendidikan
9. Mempunyai kekuasaan (power) dan status dalam bidangnya.
10. Tidak dibenarkan mengiklankan diri
Rujukan berikutnya dapat diambil dari pendapat Soemarno P. Wirjanto (1989), Sarjana hukum dan Ketua LBH Surakarta, dalam seminar Akademika UNDIP 28-29 Nopember 1989, yang mengutip Roscoe Pond, mengartikan istilah professional sebagai berikut ;
1. Harus ada ilmu yang diolah di dalamnya.
2. Harus ada kebebasan, tidak boleh ada hubungan hirarki.
3. Harus mengabdi kepada kepentingan umum, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli dan klien.
4. Harus ada hubungan Klien, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli dan klien.
5. Harus ada kewajiban merahasiakan informasi yang diterima dari klien. Akibatnya hrus ada perlindungan hukum.
6. Harus ada kebebasan ( = hak tidak boleh dituntut ) terhadap penentuan sikap dan perbuatan dalam menjalankan profesinya.
7. Harus ada Kode Etik dan peradilan Kode Etik oleh suatu Majlis Peradilan Kode Etik
8. Boleh menerima honorarium yang tidak perlu seimbang dengan hasil pekerjaannya dalam kasus-kasus tertentu (misalnya membantu orang yang tidak mampu )
Dari berberapa pengertian dan definisi prfesional di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian professional di dalam dunia pendidikan adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan dan jenjang pendidikanya atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, yang dimiliknya yang merupakan jalan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang berupa perkerjaanya
C. Guru
Dalam kamus bahasa Indonesia, guru diartikan “orang yang kerjanya mengajar”.
Menurut (Sardiman, 2001:123) Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah”
Sedangkan menurut (Djamarah, 1994:33). Ia mengatakan bahwa pengertian guru“guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah”
. Menurut Moh. Uzer Usman guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. sebagai guru.
Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang memainkan peranan penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya, masalah sosok guru yang dibutuhkan adalah guru dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan pada setiap jenjang sekolah .
Menurut Winarno surakmadh guru adalah seseorang yang yang bertugas menciptakan pengetahuan dan ketrampilan pada siswa yang berupa penulisan dan pemberagaan sesuatu karya dengan baik dan benar dalam konteks pendidikan yang berkelanjutan dan bisa memahami karakter dan sipat siswa.
Menurut Conny semiawan ia menyatkan bahwa guru adalah “ memberikan kemampuan berfikir kepada pelajar melalui ilmu yang diberkan dalam kretiria pembelajaran yang terpadu dan berjenjang pendiikan secara berkelanjutan dan dapat dilakukan sepanjang hidup tergantung batasan seseorang murid sanggup atau tidak dalam menerima pendidikan itu tersebut.
Terkait dengan pendapat di atas, Ametembun (1994 :33) megemukakan bahwa “Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah”. Ini berarti bahwa seorang guru, minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas.
Menurut Zakiah Daradjat guru adalah “pendidik profesional”. Pendidik Profesional adalah pendidik yang memiliki kemampuan intelektual dan juga dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan serta menguasai berbagai macam cara dalam menyelesaikan berbagai masalah yang berhubungan dengan anak didik sehingga dapat menciptakan anak didik yang memiliki akademik yang baik dan berakhlak mulia.
Menurut Oemar Hamalik guru adalah “spritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik dalam memberikan santapan jiwa dengan ilmu pendidikan akhlak”. Pendapat Oemar Hamalik ini berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang luas dan diberikan kepada anak didik agar memiliki akhlak mulia.
Menurut A. Muri Yusuf guru adalah ”individu yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan”. Dari pendapat ini, penulis memberikan kesimpulan bahwa guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam mendidik anak didik di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu menciptakan anak didik yang tidak hanya memiliki kemampuan akademi saja tetapi juga beriman dan berakhlak mulia.
Guru paling banyak menghabiskan waktunya dalam melaksanakan tugas mengajar yaitu di dalam kelas. Berhasil atau tidaknya seorang guru di dalam kelas sangat tergantung dengan guru itu sendiri. Oleh sebab itu kurikulum sebagai faktor terpenting dalam mengantarkan tujuan pendidikan di suatu sekolah harus dipahami lebih dahulu oleh guru.
Guru memiliki kedudukan tinggi dalam Islam, maka seorang guru khususnya guru PAI hendaknya dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dengan penuh kesungguhan hati. Sebagai pendidik harus memiliki sifat Rabbani dan menyempurnakan sifat Rabbaninya. Artinya dalam mengajar hendaknya menjadikan anak didiknya lebih dekat kepada Rabbnya, dalam mengajar ia tidak semata-mata utnuk menambah wawasan tetapi untuk meraih keridhaanNya.
Seorang guru adalah seseorang yang selalu berhubungan dengan anak didik. Oleh karena itulah, semua sifat perilakunya akan selalu diperhatikan oleh anak didiknya untuk dicontoh terutama anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Pada usia ini anak lebih mudah menerima sesuatu hal yang baru dengan melihat atau mengamati apa yang ada disekitarnya.
Guru merupakan salah satu contoh nyata bagi anak didik karena telah dijelaskan dari uraian sebelumnya bahwa guru memiliki hubungan yang sangat erat di sekolah. Semua yang guru lakukan akan langsung ditiru anak didik. Oleh karena itu, guru PAI harus menunjukkan sikap atau perilaku yang dianjurkan agama. Misalnya shalat, sopan santun, cara berbicara dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami kinerja professional guru merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta tanggung jawab terhadap murid-murid yang di asuhnya,sehingga tugasnya sebagai seorang pendidik dapat terlaksana dengan baik
D. Menciptakan
Menciptakan di dalam kamus besar bahsa Indonesia adalah Menjadikan sesuatu yg baru tidak dengan bahan atau Sesutu dengan benda atau hal yang lain sebagainya sehingga menjadi lebih sempurna .
Menciptakan merupakan kata kerja dari membuat atau menghasilkan sesuatu melalui suatu media pelantara. Di dalam surat Az-zariyat 56 Allah menjelaskan bahwa penciptaan manusia dan untuk menyembah Allah
Artinya : tidaklah aku ciptakan jin dan manusia hanyalah untuk menyembah- Ku
Menciptakan adalah mengubah sesuatu yang ada tetapi menjadikan lebih sempurna.
Menciptakan adalah mengubah dan membuat sesuatu secara berpasang-pasangan dan berguna. Di dalam al- quran surat Ar-ruum ayat 21
•• •
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
E. Siswa
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): mu•rid adalah orang (anak) yg sedang berguru (belajar, bersekolah).
Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik
secara kelompok atau perorangan. Siswa juga disebut murid atau pelajar.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, murid (pelajar) adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan. Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.
Dalam proses belajar-mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah murid/anak didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat atau fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan/karakteristik murid. Itulah sebabnya murid atau anak didik adalah merupakan subjek belajar.
Dengan demikian, tidak tepat kalau dikatakan bahwa murid atau anak didik itu sebagai objek (dalam proses belajar-mengajar). Memang dalam berbagai statment dikatakan bahwa murid/anak didik dalam proses belajar-mengajar sebagai kelompok manusia yang belum dewasa dalam artian jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, memerlukan pembinaaan, pembimbingan dan pendidikan serta usaha orang lain yang dipandang dewasa, agar anak didik dapat mencapai tingkat kedewasaanya. Hal ini dimaksudkan agar anak didik kelak dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, warga negara, warga masyarakat dan pribadi yang bertanggung jawab.
Pernyataan mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan atau talent tertentu. Hanya yang jelas murid itu belum mencapai tingkat optimal dalam mengembangkan talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau siswa dikatakan sebagai subjek dalam proses belajar-mengajar, sehingga murid/anak didik disebut sebagai subjek belajar.
Dalam bahasa Arab dikenal juga istilah yang sering digunakan untuk
menunjukkan pada anak didik kita. Istilah tersebut adalah murid yang
secara harfiah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan
sesuatu, tilmidz yang berarti murid, dan tholib al-ilm yang menuntut ilmu,
pelajar. Ketiga istilah tersebut seluruhnya mengacu kepada seorang yang
tengah menempuh pendidikan. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciriciri anak didik adalah sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan hubungan kerjasama antara pendidik dan peserta didik, sebaik apapun upaya seorang guru dalam menanmkan pengetahuan, namun jika tidak ada kesanggupan,kesiapan dari peserta didik maka proses pembelajaran sulit untuk mencapai kata berhasil. Menurut Al-Ghazali yang dikutip oleh Heri Noer Aly, ilmu pendidikan Islam mengungkapkan tugas peserta didik antara lain:
1. Mensucikan diri dari akhlak dan sifat tercela
2. Keikhlasan menjadi seorang murid untuk belajar kepada seorang
guru
3. Memiliki tanggung jawab untuk berkonsentrasi, serius dalam belajar.
4. Tidak memiliki sifat sombong kepada guru dan ilmu
5. Tidak mempelajari suatu ilmu secara keseluruhan sekaligus.
Melainkan memperhatikan sistemtis mulai dari mudah.
6. Memelajari ilmu disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat, tahap
perkembangan murid.
7. Mengetahui kedudukan ilmu terhadap tujuan agar tidak
mendahulukan ilmu yang tidak penting atas ilmu yang penting.
Peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/paedagogis. Di dalam penjelasan ini bahwa peserta didik/siswa mempunyai pendekatan. Pendekatan tersebut ialah.
1. Pendekatan sosial, peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Peserta didik perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, peserta didik melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
2. Pendekatan Psikologis, peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan, social-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
berberapa pendapat tersebut di atas penulis mencoba mengartikan. Apa yang dimaksud siswa ? Siswa adalah Sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar dengan seseorang guru yang merupakan suatu keberhasilan dalam proses belajar-mengajar sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan merupakan sesorang yang mempunyai ilmu melalui pengajaran seseorang guru.
F. Akhlak Mulia
Sedangkan kata Al-khulukuîatau jamak Akhlak mengandung arti budi pekerti atau pribadi yang bersifat rohaniah, seperti sifat-sifat terpuji atau sifat-sifat yang tercela. Secara etimologis akhlaq adalah jamak dari khuluq yang berartti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.Secara terminologisada beberapa definisi tentang akhlaq. Tiga diantaranya:
a. Imam Al-Ghazali
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-p erbuatan dengan gamp ang dan mudah, tanp a memerlukan pemikiran danp pertimbangan.
b. Ibrahim Anis
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbutan, baik atau buruk,tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
c. Abdul Karim Zaidan
Akhlaq adalah nilai-nilai dan sif at-sif at yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk,untuk kemudian memilih melakukan atau meniggalkannya. Ketiga definisi diatas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan.
Menurut pengertian asal katanya (menurut bahasa) kata Akhlakî berasal dari kata jamak bahasa arab ìAkhlakî. Kata mufradnya ialah
Akhlak mulia berarti prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun. Akhlak mulia berati seluruh prilaku umat manusia yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist yaitu adab sopan santun yang dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW kepada kepada seluruh umat manusia ketika beliau masih hidup. Akhlak beliau adalah Al-Quran. Sesuai dengan firman Allah di dalam Al-quran surat QS : Al-Ahzab : 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا )الأحزاب/21(
“Sudah ada bagimu pada diri Rasulullah teladan yang baik, yakni bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari akhir dan bagi orang yang banyak mengingat Allah”. (QS> Al-Ahzab : 21)
Akhlak atau adab sopan santun yang telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW itu meliputi akhlak manusia kepada Allah SWT dan Akhlak terhadap sesama ciptaan Allah, termasuk didalamnya akhlak terhadap diri sendiri karena diri sendiri itu termasuk ciptaan Allah Juga, lahir dan batin.
Secara garis besar, akhlak mulia itu dapat dikelmpokkan kedalam dua kelompok yaitu:
1 Akhlak kepada Allah
Akhlak mulia kepada Allah berati mengikuti seluruh perintah yang telah disampikan Allah kepada Rasul yang Maha Mulia Muhammad SAW. Seluruh perintah tersebut sudah tercatat dalam Al-Quran dan Hadist.
2 Akhlak kepada ciptaan Allah
Akhlak terhadap ciptaan Allah meliputi segala prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun sesama ciptaan Allah yang terdiri atas ciptaan Allah yang gaib dan ciptaan Allah yang nyata, benda hidup dan benda mati.
Mengingat sangat luasnya cakupan akhlak ini karena menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, maka secara garis besar struktur akhlak mulia terhadap seluruh ciptaan Allah itu dapat digambarkan seperti struktur sederhana berikut ini.
1. Ciptaan Allah yang gaib
a) Gaib Dalam Arti Positif
I Malaikat
Ii Qada dan Qadar
Iii Kiamat, Alam Kubur, Padang Mashar Dll
Iv Sorga, Neraka dan Segala Penghuninya
V Dan Lain – Lain
b) Gaib Dalam Arti Negatif
I Iblis, Jin, Syetan
Ii danBenda serta Alam Gaib Lainnya
2. Ciptaan Allah yang Nyata
1. Sesama Manusia
i. Nabi dan Rasul
ii. Keluarga
▪ Diri Sendiri
▪ Orang Tua
▪ Kerabat Dekat, Kerabat Jauh dan Seterusnya
▪ Tetangga Dekat dan Tetangga Jauh
▪ Sesama Muslim
▪ Non Muslim
2. Selian Manusia
I Tumbuhan
Ii Hewan
3. Benda Mati
I Bumi dan Segala Isinya
Ii Benda Luar Angkasa
Walau struktur yang disampaikan masih sangat jauh dari lengkap dan sempurna, namun diharapkan akan bisa memberikan gambaran cakupan akhlak mulia yang sudah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW
Seluruh sikap dan perilku serta adab sopan santun terhadap semua ciptaan Allah sudah termuat dan tercantum dalam Al-Quran dan Hadist. Tinggal bagaimana kita bisa mempelajarinya secara benar dan teliti serta mengamalkannya
Pembahasan masalah Akhlak adalah pembahasan yang sangat luas, sama luasnya dengan seluruh asoek kehidupan manusia serta variasi – variasinya.
Secara garis besar fungsi dan tujuan pengamalan akhlak mulia bagi umat manusia adalah :
1. Sebagai pengamalan Syariat Islam
Sebagai pengamalan Syariat Islam. Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam semeste telah ,e,berikan tuntunan prilaku dan etika secar sempurna, sehingga dengan niat karena Allah SWT, pengamalan akhlak yang mulia itu insya Allah akan menjadi ibadah bagi umat islam yang mengamalkanya.
2. Sebagai Identias
Sebagai Identias, Akhlak mulia ini diperuntukkan oleh Allah kepada manusia yang berakal budi karena dengan tuntunan akhlak yang mulia akanbisa membedakan antara manusia denga hewan.
3. Pengatur Tatanan Sosial
Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial berarti dengan pengamalan akhlak mulia yang sudah dicontohkan oleh yang Mulia Saydina Muhammad SAW mengukuhkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dan lepas dari pengaruh lingkungannya. Dengan akhlak mulia ini tatanan sosial yang terbentuk semakin memberikan makna dan nilai yang tidak saling merugikan.
4. Rahmat Bagi Seluruh Alam
Akhlak Mulia Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam berarti akhlak mulia yang diperuntukkan bagi manusia tidak hanya mengatur tatanan hubungan manusia dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara manusia dengan makhluk – makluk lain selian manusia dan alam sekitarnya.
5. Perlindungan Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM )
Akhlak Mulia Sebagai Perlindunagn Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM ) berarti dengan menjalin hubungan yang baik berdasarkan hukum dan syariat agama akan terbentuk hubungan yang saling menghargai dan saling menguntungkan.
Selanjutnya secara bertahap kita akan mencoba melakukan kajian akhlak mulia ini sesuai dengan aturan dan tatanan ilmu tauhid yang benar dan yang menjadi acuan dalam kajian Al- Quran.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Ia Dengan takwa,yang akan dibicarakan nanti,merupakan'buah'pohon Islam yang berakarkan akidah,bercabang dan berdaun syari'ah.Pentingnya kedudukan akhlak,dapat dilihat dari berbagai sunnahqauliyah(sunnah dalam bentuk perkataan)
Rasulullah.Diantaranya adalah;
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak''
(HR.Ahmad)
"Mukmin yang paling sempurna imanya adalah orang yang paling baik akhlaknya"
(H.R.Tarmizi).
Dan,akhlak nabi Muhamad, yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu,disebut akhlak Islam atau akhlak Islami,karena bersumber dari wahtu Allah yang kini terdapat dari AI-Qur'an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam Sebelum sampai pada pengertian akhlak lebih dahulu perlu diketahui bahwa kata akhlak itu bentuk jamak dari kata ìAl-Khulukuî, dankata yang terakhir ini mengandung segi-segi yang sesuai dengan kata ìal- Khalkuîyang bermakna ìkejadianî. Kedua kata tersebut berasal dari kata kerja ìKhalakaîyang mempunyai arti ìmenjadikanî. dari kata ìKhalakaî inilah timbul bermacam-macam kata seperti: Al-khuluku yang mempunyai makna ìBudi Pekertiî. Al-khalku mempunyai makna îKejadianî. Al-khalik bermakna ìTuhan Pencipta Alamî Makhluk mempunyai arti ìsegala sesuatu yang diciptakan tuhanî. Dalam kitab ìAl-Mursyid Al-Amin Ila Mauidhah Al-Muímininî, terdapat kalimat yang menjelaskan perbedaaan antara kata al-khalkul dengan kata al-khuluku sebagai berikut: Dikatakan: ìFulan itu baik kejadiannya dan baik budi pekertinyaî. Maksudnya baik lahir dan batinnya. Yang dimaksud îBaik Lahirî yaitu baik rupa atau rupawan, sedang yang dimaksud ìBaik Batinîyaitu sifat-sifat kebaikan (terpuji) mengalahkan atas sifat-sifat tercela. Dari uraian di atas jelas bahwa ìAl-khalkuî mengandung arti kejadian yang bersifat lahiriyah, seperti wajah yang bagus atau jelek. Akhlak terbagi menjadi 2 macam diantaranaya adalah akhlak mulia dan akhlak buruk
Akhlak Khuluq yang berarti: Saj iyyah: Perangai, Muruuah: Budi, Thab íu: tabiat, Sedangkan menurut Syauqie Bei (penyair mesir, wafat tahun 1932) hanya saja bangsa itu kekal, selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa ituî. Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan dengan perkataaan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antar khaliq dengan makhluk. Ibnu Athir menjelaskan bahwa: Hakikat makna khuluq itu, ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan batin sebagainya) Imam Al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut: Akhlak ialah suatu sif at yang tertanam dalamj iwa yang darip ada timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbanganp ikiran (lebih dulu) Abdul Hamid Yunus mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
"Akhlak ialah sif at kebiasaan manusia"
Dari berbagai pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa akhlak adalah Akhlak mulia berarti prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun. Akhlak mulia berati seluruh prilaku umat manusia yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist yang telah di muat di dalam al quran dan di ajarkan kepada nabi Allah Muhammmad SAW.
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
A. Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:Ghalia Indo,1982), hal.,54.
Al- Albani, M. Nashiruddin. 1998. Fiqih Islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Aly. Heri Noer.1998. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia
Al-Qur’an Al-Karim
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2008. Departemen Agama Republik Indonesia :
Al-Hikmah. Bandung : Dipenegoro.
Ambar Teguh. Sulistiyani .2003.kinerja bandung.rosda karya .
Ametembun, 1994 .Bandung, Kompetensi Guru, Bandung.rosda karya
Atmadi, Parmono. Dasar-dasar ilmu Pendidikan Islam.Jakarta.Rineka Cipta.
Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Indonesia.
Djamarah Zariyat.,1994.Jakarta, Strategi Belajar Mengajar , Rineka Cipta.
Conny semiawan.2003.Pendekatan Ketrampilan. Usaha Nasional.
Hamalik, Oemar.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hasibuan.Maluyu S.P..2001.Perkerjaan menguntungkan padang. padang panjang
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama, Ed. Revisi, Cet. 13. Jakarta : Rajawali Perss
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika
Mangkunegar, Anwar Prabu.2003 Perkerja berhasil. bandung rosda karya
Nasution. 1986. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bina
Aksara.
Prawirosentono.1990.Penciptaan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara
Poerwadarmita. 1987. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka
Rahmat Hidayat Dkk. .2004. Pendidikan Agama Islam SD Kelas III Bandung. PT.
Sarana Panca Karya nusa cetakan pertama Hal : 27
Rasyid,Sulaiman 2006.Fiqih Islam.Bandung:Sinar Baru Algesindo..
Sardiman,2001.Jakarta Fasilitator media informasi dan komunikasi.Jakarta.intan
pariwara
Soemarno P. Wirjanto (1989), Surakarta Akademika UNDIP
Sulistiyani dan Rosidah. 2003.Komtensi dan Kejujuran Guru . jakarta intan
pariwara
Syafruddin Nurdin, profesi.Jakarta Raja wali hal.24
Winarno surakmadh. 2004. Keberhasilan dan kegagalan. Jakarta.Fasilitator,edisi
IV.
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam,.Jakarta.Bumi Aksara,
1995), hal. 64.
Nama : Abdul Hendi
Semester : VII
Ruang : C
Dosen Pembimbing : Mukhtazar M.Pd
LANDASAN TEORI
A. Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kinerja adalah: “sesuatu yang dicapai; kemampuan kerja; dan prestasi yang diperlihatkan” .
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) ia menyatakan bahwa kinerja itu adalah “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.
Serta Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Prawirosentono ( 1999 ), mengemukakan “kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika Dalam perspektif model harapan” .
Sulistiyani dan Rosidah (2003: 223) menyatakan kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai
dari hasil kerjanya. Secara definitif Bernandin dan Russell dalam Sulistiyani dan
Rosidah (2003) juga mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu.
Sedangkan pengertian dari penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja
nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
Dari berbagai definisi di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian kinerja didalam kinerja professional guru adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang guru dalam tugas utuk mencapai hasil yang di inginkan dengan usaha yang baik dan mempunyai kemampuan dan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan dan mempunyai waktu dan kesanggupan untuk mendidik dan mengajarkan para peserta didik dengan segala kemampuan yang ada dan melakukanya dengan baik dan dapat di nilai oleh para masyarakat.
B. Profesional
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. adalah :
a. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
b. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
c. Hidup dari siti perkerjaanya.
d. Bangga akan pekerjaannya.
Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin Nurdin, diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai prangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Menurut Prof. Edgar Shine yang dikutip oleh Parmono Atmadi (1993), sarjana arsitektur pertama yang berhasil meraih gelar doktor di Indonesia, merumuskan pengertian professional tersebut sebagai berikut;
1. Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang sambilan
2. Mempunyai motivasi yang kuat.
3. Mempunyai pengetahuan (science) dan keterampilan (skill)
4. Membuat keputusan atas nama klien (pemberi tugas)
5. Berorientasi pada pelayanan ( service orientation )
6. Mempunyai hubungan kepercayaan dengan klien
7. Otonom dalam penilaian karya
8. Berasosiasi professional dan menetapkan standar pendidikan
9. Mempunyai kekuasaan (power) dan status dalam bidangnya.
10. Tidak dibenarkan mengiklankan diri
Rujukan berikutnya dapat diambil dari pendapat Soemarno P. Wirjanto (1989), Sarjana hukum dan Ketua LBH Surakarta, dalam seminar Akademika UNDIP 28-29 Nopember 1989, yang mengutip Roscoe Pond, mengartikan istilah professional sebagai berikut ;
1. Harus ada ilmu yang diolah di dalamnya.
2. Harus ada kebebasan, tidak boleh ada hubungan hirarki.
3. Harus mengabdi kepada kepentingan umum, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli dan klien.
4. Harus ada hubungan Klien, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli dan klien.
5. Harus ada kewajiban merahasiakan informasi yang diterima dari klien. Akibatnya hrus ada perlindungan hukum.
6. Harus ada kebebasan ( = hak tidak boleh dituntut ) terhadap penentuan sikap dan perbuatan dalam menjalankan profesinya.
7. Harus ada Kode Etik dan peradilan Kode Etik oleh suatu Majlis Peradilan Kode Etik
8. Boleh menerima honorarium yang tidak perlu seimbang dengan hasil pekerjaannya dalam kasus-kasus tertentu (misalnya membantu orang yang tidak mampu )
Dari berberapa pengertian dan definisi prfesional di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian professional di dalam dunia pendidikan adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan dan jenjang pendidikanya atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, yang dimiliknya yang merupakan jalan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang berupa perkerjaanya
C. Guru
Dalam kamus bahasa Indonesia, guru diartikan “orang yang kerjanya mengajar”.
Menurut (Sardiman, 2001:123) Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah”
Sedangkan menurut (Djamarah, 1994:33). Ia mengatakan bahwa pengertian guru“guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah”
. Menurut Moh. Uzer Usman guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. sebagai guru.
Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang memainkan peranan penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya, masalah sosok guru yang dibutuhkan adalah guru dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan pada setiap jenjang sekolah .
Menurut Winarno surakmadh guru adalah seseorang yang yang bertugas menciptakan pengetahuan dan ketrampilan pada siswa yang berupa penulisan dan pemberagaan sesuatu karya dengan baik dan benar dalam konteks pendidikan yang berkelanjutan dan bisa memahami karakter dan sipat siswa.
Menurut Conny semiawan ia menyatkan bahwa guru adalah “ memberikan kemampuan berfikir kepada pelajar melalui ilmu yang diberkan dalam kretiria pembelajaran yang terpadu dan berjenjang pendiikan secara berkelanjutan dan dapat dilakukan sepanjang hidup tergantung batasan seseorang murid sanggup atau tidak dalam menerima pendidikan itu tersebut.
Terkait dengan pendapat di atas, Ametembun (1994 :33) megemukakan bahwa “Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah”. Ini berarti bahwa seorang guru, minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas.
Menurut Zakiah Daradjat guru adalah “pendidik profesional”. Pendidik Profesional adalah pendidik yang memiliki kemampuan intelektual dan juga dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan serta menguasai berbagai macam cara dalam menyelesaikan berbagai masalah yang berhubungan dengan anak didik sehingga dapat menciptakan anak didik yang memiliki akademik yang baik dan berakhlak mulia.
Menurut Oemar Hamalik guru adalah “spritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik dalam memberikan santapan jiwa dengan ilmu pendidikan akhlak”. Pendapat Oemar Hamalik ini berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang luas dan diberikan kepada anak didik agar memiliki akhlak mulia.
Menurut A. Muri Yusuf guru adalah ”individu yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan”. Dari pendapat ini, penulis memberikan kesimpulan bahwa guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam mendidik anak didik di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu menciptakan anak didik yang tidak hanya memiliki kemampuan akademi saja tetapi juga beriman dan berakhlak mulia.
Guru paling banyak menghabiskan waktunya dalam melaksanakan tugas mengajar yaitu di dalam kelas. Berhasil atau tidaknya seorang guru di dalam kelas sangat tergantung dengan guru itu sendiri. Oleh sebab itu kurikulum sebagai faktor terpenting dalam mengantarkan tujuan pendidikan di suatu sekolah harus dipahami lebih dahulu oleh guru.
Guru memiliki kedudukan tinggi dalam Islam, maka seorang guru khususnya guru PAI hendaknya dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dengan penuh kesungguhan hati. Sebagai pendidik harus memiliki sifat Rabbani dan menyempurnakan sifat Rabbaninya. Artinya dalam mengajar hendaknya menjadikan anak didiknya lebih dekat kepada Rabbnya, dalam mengajar ia tidak semata-mata utnuk menambah wawasan tetapi untuk meraih keridhaanNya.
Seorang guru adalah seseorang yang selalu berhubungan dengan anak didik. Oleh karena itulah, semua sifat perilakunya akan selalu diperhatikan oleh anak didiknya untuk dicontoh terutama anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Pada usia ini anak lebih mudah menerima sesuatu hal yang baru dengan melihat atau mengamati apa yang ada disekitarnya.
Guru merupakan salah satu contoh nyata bagi anak didik karena telah dijelaskan dari uraian sebelumnya bahwa guru memiliki hubungan yang sangat erat di sekolah. Semua yang guru lakukan akan langsung ditiru anak didik. Oleh karena itu, guru PAI harus menunjukkan sikap atau perilaku yang dianjurkan agama. Misalnya shalat, sopan santun, cara berbicara dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami kinerja professional guru merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta tanggung jawab terhadap murid-murid yang di asuhnya,sehingga tugasnya sebagai seorang pendidik dapat terlaksana dengan baik
D. Menciptakan
Menciptakan di dalam kamus besar bahsa Indonesia adalah Menjadikan sesuatu yg baru tidak dengan bahan atau Sesutu dengan benda atau hal yang lain sebagainya sehingga menjadi lebih sempurna .
Menciptakan merupakan kata kerja dari membuat atau menghasilkan sesuatu melalui suatu media pelantara. Di dalam surat Az-zariyat 56 Allah menjelaskan bahwa penciptaan manusia dan untuk menyembah Allah
Artinya : tidaklah aku ciptakan jin dan manusia hanyalah untuk menyembah- Ku
Menciptakan adalah mengubah sesuatu yang ada tetapi menjadikan lebih sempurna.
Menciptakan adalah mengubah dan membuat sesuatu secara berpasang-pasangan dan berguna. Di dalam al- quran surat Ar-ruum ayat 21
•• •
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
E. Siswa
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): mu•rid adalah orang (anak) yg sedang berguru (belajar, bersekolah).
Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik
secara kelompok atau perorangan. Siswa juga disebut murid atau pelajar.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, murid (pelajar) adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan. Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.
Dalam proses belajar-mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah murid/anak didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat atau fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan/karakteristik murid. Itulah sebabnya murid atau anak didik adalah merupakan subjek belajar.
Dengan demikian, tidak tepat kalau dikatakan bahwa murid atau anak didik itu sebagai objek (dalam proses belajar-mengajar). Memang dalam berbagai statment dikatakan bahwa murid/anak didik dalam proses belajar-mengajar sebagai kelompok manusia yang belum dewasa dalam artian jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, memerlukan pembinaaan, pembimbingan dan pendidikan serta usaha orang lain yang dipandang dewasa, agar anak didik dapat mencapai tingkat kedewasaanya. Hal ini dimaksudkan agar anak didik kelak dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, warga negara, warga masyarakat dan pribadi yang bertanggung jawab.
Pernyataan mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan atau talent tertentu. Hanya yang jelas murid itu belum mencapai tingkat optimal dalam mengembangkan talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau siswa dikatakan sebagai subjek dalam proses belajar-mengajar, sehingga murid/anak didik disebut sebagai subjek belajar.
Dalam bahasa Arab dikenal juga istilah yang sering digunakan untuk
menunjukkan pada anak didik kita. Istilah tersebut adalah murid yang
secara harfiah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan
sesuatu, tilmidz yang berarti murid, dan tholib al-ilm yang menuntut ilmu,
pelajar. Ketiga istilah tersebut seluruhnya mengacu kepada seorang yang
tengah menempuh pendidikan. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciriciri anak didik adalah sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan hubungan kerjasama antara pendidik dan peserta didik, sebaik apapun upaya seorang guru dalam menanmkan pengetahuan, namun jika tidak ada kesanggupan,kesiapan dari peserta didik maka proses pembelajaran sulit untuk mencapai kata berhasil. Menurut Al-Ghazali yang dikutip oleh Heri Noer Aly, ilmu pendidikan Islam mengungkapkan tugas peserta didik antara lain:
1. Mensucikan diri dari akhlak dan sifat tercela
2. Keikhlasan menjadi seorang murid untuk belajar kepada seorang
guru
3. Memiliki tanggung jawab untuk berkonsentrasi, serius dalam belajar.
4. Tidak memiliki sifat sombong kepada guru dan ilmu
5. Tidak mempelajari suatu ilmu secara keseluruhan sekaligus.
Melainkan memperhatikan sistemtis mulai dari mudah.
6. Memelajari ilmu disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat, tahap
perkembangan murid.
7. Mengetahui kedudukan ilmu terhadap tujuan agar tidak
mendahulukan ilmu yang tidak penting atas ilmu yang penting.
Peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/paedagogis. Di dalam penjelasan ini bahwa peserta didik/siswa mempunyai pendekatan. Pendekatan tersebut ialah.
1. Pendekatan sosial, peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Peserta didik perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, peserta didik melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
2. Pendekatan Psikologis, peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan, social-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
berberapa pendapat tersebut di atas penulis mencoba mengartikan. Apa yang dimaksud siswa ? Siswa adalah Sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar dengan seseorang guru yang merupakan suatu keberhasilan dalam proses belajar-mengajar sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan merupakan sesorang yang mempunyai ilmu melalui pengajaran seseorang guru.
F. Akhlak Mulia
Sedangkan kata Al-khulukuîatau jamak Akhlak mengandung arti budi pekerti atau pribadi yang bersifat rohaniah, seperti sifat-sifat terpuji atau sifat-sifat yang tercela. Secara etimologis akhlaq adalah jamak dari khuluq yang berartti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.Secara terminologisada beberapa definisi tentang akhlaq. Tiga diantaranya:
a. Imam Al-Ghazali
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-p erbuatan dengan gamp ang dan mudah, tanp a memerlukan pemikiran danp pertimbangan.
b. Ibrahim Anis
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbutan, baik atau buruk,tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
c. Abdul Karim Zaidan
Akhlaq adalah nilai-nilai dan sif at-sif at yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk,untuk kemudian memilih melakukan atau meniggalkannya. Ketiga definisi diatas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan.
Menurut pengertian asal katanya (menurut bahasa) kata Akhlakî berasal dari kata jamak bahasa arab ìAkhlakî. Kata mufradnya ialah
Akhlak mulia berarti prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun. Akhlak mulia berati seluruh prilaku umat manusia yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist yaitu adab sopan santun yang dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW kepada kepada seluruh umat manusia ketika beliau masih hidup. Akhlak beliau adalah Al-Quran. Sesuai dengan firman Allah di dalam Al-quran surat QS : Al-Ahzab : 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا )الأحزاب/21(
“Sudah ada bagimu pada diri Rasulullah teladan yang baik, yakni bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari akhir dan bagi orang yang banyak mengingat Allah”. (QS> Al-Ahzab : 21)
Akhlak atau adab sopan santun yang telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW itu meliputi akhlak manusia kepada Allah SWT dan Akhlak terhadap sesama ciptaan Allah, termasuk didalamnya akhlak terhadap diri sendiri karena diri sendiri itu termasuk ciptaan Allah Juga, lahir dan batin.
Secara garis besar, akhlak mulia itu dapat dikelmpokkan kedalam dua kelompok yaitu:
1 Akhlak kepada Allah
Akhlak mulia kepada Allah berati mengikuti seluruh perintah yang telah disampikan Allah kepada Rasul yang Maha Mulia Muhammad SAW. Seluruh perintah tersebut sudah tercatat dalam Al-Quran dan Hadist.
2 Akhlak kepada ciptaan Allah
Akhlak terhadap ciptaan Allah meliputi segala prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun sesama ciptaan Allah yang terdiri atas ciptaan Allah yang gaib dan ciptaan Allah yang nyata, benda hidup dan benda mati.
Mengingat sangat luasnya cakupan akhlak ini karena menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, maka secara garis besar struktur akhlak mulia terhadap seluruh ciptaan Allah itu dapat digambarkan seperti struktur sederhana berikut ini.
1. Ciptaan Allah yang gaib
a) Gaib Dalam Arti Positif
I Malaikat
Ii Qada dan Qadar
Iii Kiamat, Alam Kubur, Padang Mashar Dll
Iv Sorga, Neraka dan Segala Penghuninya
V Dan Lain – Lain
b) Gaib Dalam Arti Negatif
I Iblis, Jin, Syetan
Ii danBenda serta Alam Gaib Lainnya
2. Ciptaan Allah yang Nyata
1. Sesama Manusia
i. Nabi dan Rasul
ii. Keluarga
▪ Diri Sendiri
▪ Orang Tua
▪ Kerabat Dekat, Kerabat Jauh dan Seterusnya
▪ Tetangga Dekat dan Tetangga Jauh
▪ Sesama Muslim
▪ Non Muslim
2. Selian Manusia
I Tumbuhan
Ii Hewan
3. Benda Mati
I Bumi dan Segala Isinya
Ii Benda Luar Angkasa
Walau struktur yang disampaikan masih sangat jauh dari lengkap dan sempurna, namun diharapkan akan bisa memberikan gambaran cakupan akhlak mulia yang sudah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad SAW
Seluruh sikap dan perilku serta adab sopan santun terhadap semua ciptaan Allah sudah termuat dan tercantum dalam Al-Quran dan Hadist. Tinggal bagaimana kita bisa mempelajarinya secara benar dan teliti serta mengamalkannya
Pembahasan masalah Akhlak adalah pembahasan yang sangat luas, sama luasnya dengan seluruh asoek kehidupan manusia serta variasi – variasinya.
Secara garis besar fungsi dan tujuan pengamalan akhlak mulia bagi umat manusia adalah :
1. Sebagai pengamalan Syariat Islam
Sebagai pengamalan Syariat Islam. Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam semeste telah ,e,berikan tuntunan prilaku dan etika secar sempurna, sehingga dengan niat karena Allah SWT, pengamalan akhlak yang mulia itu insya Allah akan menjadi ibadah bagi umat islam yang mengamalkanya.
2. Sebagai Identias
Sebagai Identias, Akhlak mulia ini diperuntukkan oleh Allah kepada manusia yang berakal budi karena dengan tuntunan akhlak yang mulia akanbisa membedakan antara manusia denga hewan.
3. Pengatur Tatanan Sosial
Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial berarti dengan pengamalan akhlak mulia yang sudah dicontohkan oleh yang Mulia Saydina Muhammad SAW mengukuhkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dan lepas dari pengaruh lingkungannya. Dengan akhlak mulia ini tatanan sosial yang terbentuk semakin memberikan makna dan nilai yang tidak saling merugikan.
4. Rahmat Bagi Seluruh Alam
Akhlak Mulia Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam berarti akhlak mulia yang diperuntukkan bagi manusia tidak hanya mengatur tatanan hubungan manusia dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara manusia dengan makhluk – makluk lain selian manusia dan alam sekitarnya.
5. Perlindungan Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM )
Akhlak Mulia Sebagai Perlindunagn Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM ) berarti dengan menjalin hubungan yang baik berdasarkan hukum dan syariat agama akan terbentuk hubungan yang saling menghargai dan saling menguntungkan.
Selanjutnya secara bertahap kita akan mencoba melakukan kajian akhlak mulia ini sesuai dengan aturan dan tatanan ilmu tauhid yang benar dan yang menjadi acuan dalam kajian Al- Quran.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Ia Dengan takwa,yang akan dibicarakan nanti,merupakan'buah'pohon Islam yang berakarkan akidah,bercabang dan berdaun syari'ah.Pentingnya kedudukan akhlak,dapat dilihat dari berbagai sunnahqauliyah(sunnah dalam bentuk perkataan)
Rasulullah.Diantaranya adalah;
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak''
(HR.Ahmad)
"Mukmin yang paling sempurna imanya adalah orang yang paling baik akhlaknya"
(H.R.Tarmizi).
Dan,akhlak nabi Muhamad, yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu,disebut akhlak Islam atau akhlak Islami,karena bersumber dari wahtu Allah yang kini terdapat dari AI-Qur'an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam Sebelum sampai pada pengertian akhlak lebih dahulu perlu diketahui bahwa kata akhlak itu bentuk jamak dari kata ìAl-Khulukuî, dankata yang terakhir ini mengandung segi-segi yang sesuai dengan kata ìal- Khalkuîyang bermakna ìkejadianî. Kedua kata tersebut berasal dari kata kerja ìKhalakaîyang mempunyai arti ìmenjadikanî. dari kata ìKhalakaî inilah timbul bermacam-macam kata seperti: Al-khuluku yang mempunyai makna ìBudi Pekertiî. Al-khalku mempunyai makna îKejadianî. Al-khalik bermakna ìTuhan Pencipta Alamî Makhluk mempunyai arti ìsegala sesuatu yang diciptakan tuhanî. Dalam kitab ìAl-Mursyid Al-Amin Ila Mauidhah Al-Muímininî, terdapat kalimat yang menjelaskan perbedaaan antara kata al-khalkul dengan kata al-khuluku sebagai berikut: Dikatakan: ìFulan itu baik kejadiannya dan baik budi pekertinyaî. Maksudnya baik lahir dan batinnya. Yang dimaksud îBaik Lahirî yaitu baik rupa atau rupawan, sedang yang dimaksud ìBaik Batinîyaitu sifat-sifat kebaikan (terpuji) mengalahkan atas sifat-sifat tercela. Dari uraian di atas jelas bahwa ìAl-khalkuî mengandung arti kejadian yang bersifat lahiriyah, seperti wajah yang bagus atau jelek. Akhlak terbagi menjadi 2 macam diantaranaya adalah akhlak mulia dan akhlak buruk
Akhlak Khuluq yang berarti: Saj iyyah: Perangai, Muruuah: Budi, Thab íu: tabiat, Sedangkan menurut Syauqie Bei (penyair mesir, wafat tahun 1932) hanya saja bangsa itu kekal, selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa ituî. Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan dengan perkataaan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antar khaliq dengan makhluk. Ibnu Athir menjelaskan bahwa: Hakikat makna khuluq itu, ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan batin sebagainya) Imam Al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut: Akhlak ialah suatu sif at yang tertanam dalamj iwa yang darip ada timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbanganp ikiran (lebih dulu) Abdul Hamid Yunus mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
"Akhlak ialah sif at kebiasaan manusia"
Dari berbagai pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa akhlak adalah Akhlak mulia berarti prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun. Akhlak mulia berati seluruh prilaku umat manusia yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist yang telah di muat di dalam al quran dan di ajarkan kepada nabi Allah Muhammmad SAW.
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
A. Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:Ghalia Indo,1982), hal.,54.
Al- Albani, M. Nashiruddin. 1998. Fiqih Islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Aly. Heri Noer.1998. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia
Al-Qur’an Al-Karim
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2008. Departemen Agama Republik Indonesia :
Al-Hikmah. Bandung : Dipenegoro.
Ambar Teguh. Sulistiyani .2003.kinerja bandung.rosda karya .
Ametembun, 1994 .Bandung, Kompetensi Guru, Bandung.rosda karya
Atmadi, Parmono. Dasar-dasar ilmu Pendidikan Islam.Jakarta.Rineka Cipta.
Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Indonesia.
Djamarah Zariyat.,1994.Jakarta, Strategi Belajar Mengajar , Rineka Cipta.
Conny semiawan.2003.Pendekatan Ketrampilan. Usaha Nasional.
Hamalik, Oemar.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hasibuan.Maluyu S.P..2001.Perkerjaan menguntungkan padang. padang panjang
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama, Ed. Revisi, Cet. 13. Jakarta : Rajawali Perss
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika
Mangkunegar, Anwar Prabu.2003 Perkerja berhasil. bandung rosda karya
Nasution. 1986. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bina
Aksara.
Prawirosentono.1990.Penciptaan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara
Poerwadarmita. 1987. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka
Rahmat Hidayat Dkk. .2004. Pendidikan Agama Islam SD Kelas III Bandung. PT.
Sarana Panca Karya nusa cetakan pertama Hal : 27
Rasyid,Sulaiman 2006.Fiqih Islam.Bandung:Sinar Baru Algesindo..
Sardiman,2001.Jakarta Fasilitator media informasi dan komunikasi.Jakarta.intan
pariwara
Soemarno P. Wirjanto (1989), Surakarta Akademika UNDIP
Sulistiyani dan Rosidah. 2003.Komtensi dan Kejujuran Guru . jakarta intan
pariwara
Syafruddin Nurdin, profesi.Jakarta Raja wali hal.24
Winarno surakmadh. 2004. Keberhasilan dan kegagalan. Jakarta.Fasilitator,edisi
IV.
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam,.Jakarta.Bumi Aksara,
1995), hal. 64.
Nama : Abdul Hendi
Semester : VII
Ruang : C
Dosen Pembimbing : Mukhtazar M.Pd
Jumat, 16 Desember 2011
Akhlak rosul
MENCINTAI DAN MENELADANI AKHLAK RASULULLAH SAW Khutbah Jum’at Bulan Maulid 1432 H / 2011 M
MENCINTAI DAN MENELADANI AKHLAK RASULULLAH SAW
Khutbah Jum’at Bulan Maulid 1432 H / 2011 M
أَلْحَمْدُِ للهِ الَّذِيْ نَسْئَلُهُ الرَّحْمَةَ وَاْلعَافِيَةَ يَامَنْ هُوَالله ُالَّذِيْ لآ اِلهَ اِلاَّ هُوَالرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ الله ُوَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَه وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى هذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ, سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. أَمَّابَعْدُ: فَيَآاَيُّهَااْلمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ الله ُأُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِه لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.إِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّوَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Saat ini kita sudah berada di bulan Rabi'ul Awwal 1432 H, bulan bersejarah lagi penuh hikmah. Bersejarah, sebab di bulan ini baginda kita Muhammad Rasulullah SAW dilahirkan. Penuh hikmah, karena bulan ini diperingati dengan berbagai macam bentuk kegiatan.
Sejarah mencatat, pada tanggal 12 Rabiul Awwal ternyata bukan cuma Nabi SAW dilahirkan, akan tetapi pada tanggal dan bulan itu juga, di tahun yang berbeda junjungan kita melaksanakan hijrah dari Mekkah ke Madinah, atas perintah Allah. Bahkan pada tanggal dan bulan yang sama dengan tahun yang berbeda itu pula beliau meninggalkan kita, pergi menghadap Allah SWT.
Karena itulah memperingati 12 Rabiu'ul Awwal, berarti mengungkap tiga peristiwa sekaligus tentang Nabi Muhammad SAW, yaitu kelahiran, perjuangan, dan kembalinya beliau menghadap Allah SWT.
Namun di sela-sela meriahnya peringatan Maulidirrasul di bulan ini, satu hal yang harus terus kita ingat, bahwa ternyata حُبُّ النَّبِيّ atau cinta kepada Nabi Muhammad SAW hukumnya adalah wajib, Setiap Muslim wajib hukumnya mencintai beliau, sebagaimana Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِه.
"Dari Abu Hurairah RA: Sesungguhnya rasulullah SAW bersabda : Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya tidak sempurna keimanan seseorang sehingga aku lebih dicintainya daripada orang tua dan anaknya."
Bahkan di dalam riwayat yang lain ada tambahan "وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْن" Rasulullah itu harus lebih dicintai dari seluruh manusia lain.
Jamaah Jum'at Rahimakumullah.
Selanjutnya marilah kita memperhatikan firman Allah SWT berikut:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا )الأحزاب/21(
“Sudah ada bagimu pada diri Rasulullah teladan yang baik, yakni bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari akhir dan bagi orang yang banyak mengingat Allah”. (QS> Al-Ahzab : 21).
Dalam QS. Al-Ahzab, 21 di atas, Allah mewartakan Nabi Muhammad Saw adalah uswatun hasanah, teladan yang baik. Kisah hidupnya adalah cermin spiritual dan moral bagi seluruh manusia. Kata dan lakunya menebarkan wangi kebajikan. Rasulullah adalah teladan. Ia mengajarkan umat manusia bagaimana bersabar dalam cobaan, menahan hawa amarah, membalas keburukan dengan kasih sayang.
Kala hina dan cela orang-orang Thaif menderanya, Rasulullah justru mengulas senyum dan doa kedamaian. “Ya Rasulullah, apakah tidak sebaiknya saya timpakan gunung itu kepada mereka, “ pinta Malaikat penjaga gunung geram atas hinaan pada Rasulullah. “Tak usah wahai malaikat, mereka hanyalah orang-orang yang belum tahu. Semoga Allah membukakan hati mereka pada kebenaran”, jawab Rasulullah seraya tersenyum.
Betapa Nabi yang Agung itu mengajarkan kepada umatnya kesabaran dan kasih sayang. Sebab, cahaya Islam akan tersingkap dengan laku dan kata yang bajik. Islam akan bercahaya dengan umatnya yang meneladani Manusia Terbaik di muka bumi ini. Kata kotor, laku kasar, caci maki dan benci justru akan menjauhkan manusia dari cahaya Islam. Kita seyogyanya malu, jika cahaya Islam itu terhalang oleh perilaku kita yang tidak mencontoh Nabi Muhammad. Muhammad Abduh, ulama Mesir awal abad ke-20, menyindir perilaku umat Islam yang jauh dari teladan Nabi. “Al-islâmu mahjûbun bi al-muslmîn (Islam terhalang oleh umatnya)”.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Saudaraku yang semoga selalu mendapatkan taufik Allah Ta’ala. Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lagi sesudah beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kedudukan yang mulia dengan syafa’at al ‘uzhma pada hari kiamat kelak. Itulah di antara keistimewaan Abul Qosim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang muslim punya kewajiban mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari makhluk lainnya. Inilah landasan pokok iman. Dan itulah yang harus dimiliki setiap muslim yaitu hendaklah Nabinya lebih dia cintai dari makhluk lainnya. Mari kita simak bersama firman Allah Ta’ala,
قُلْ إِنْ كَانَ أبَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ وَرَسُولِه وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِه فَتَرَبَّصُوْا حَتّى يَأْتِيَ اللهُُ بِأَمْرِهِ وَ اللهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ
“Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Qs. At Taubah: 24)
Ibnu Katsir mengatakan, “Jika semua hal-hal tadi lebih dicintai daripada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan Allah, maka tunggulah musibah dan malapetaka yang akan menimpa kalian.”
Ancaman keras inilah yang menunjukkan bahwa mencintai Rasul dari makhluk lainnya adalah wajib. Bahkan tidak boleh seseorang mencintai dirinya hingga melebihi kecintaan pada nabinya.
Pertanyaannya sekarang adalah apa tanda cinta kepada nabi SAW tersebut. Para ulama sepakat bahwa tanda cinta kepada sesuatu itu adalah sering mengingat sesuatu itu
مَنْ أَحَبَّ شَيْأً أَكْثَرَمِنْ ذِكْرِه
Setiap orang yang mencintai, hatinya selalu terkenang akan yang dicintainya, lidahnya selalu menyebut nama dan keelokannya disetiap ruang dan waktu, tanpa henti dan tanpa terlewatkan.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Ada beberapa cara untuk melatih kita agar senantiasa mengingat Rasulullah, di antaranya adalah :
Rajin dalam melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah SAW sambil mengenang bahwa apa yang ia kerjakan sekarang adalah pernah dilaksanakan oleh Rasulullah, atau dalam bahasa yang lebih indahnya adalah مُتَابَعَةً لِلنَّبِيِّ ظَاهِرًاوَبَاطِناً, mengikut kepada Nabi zhahir dan bathin. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ الله َفَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
Katakan wahai Muhammad kepada umatmu: Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada dasarnya adalah untuk belajar banyak dari perilaku beliau untuk kita tiru, turuti, dan ikuti secara konsekuen, bagaimana perkataan dan perbuatan beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi SAW sebagaimana hadits Nabi :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى الله ُعَلَيْهِ ِبهَا عَشْرًا
Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah akan bershalawat (menurunkan rahmat) kepadanya sepuluh kali.
Membaca shalawat selain merupakan tanda cinta kepada nabi, ia juga menyebabkan turunnya rahmat Allah kepadanya. Semoga dengan rahmat Allah itulah kita nantinya akan dimasukkan oleh Allah ke dalam sorga-Nya. Amien
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Cinta bukanlah hanya klaim semata. Semua cinta harus dengan bukti. Di antara bentuk cinta pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ittiba’ (mengikuti), taat dan berpegang teguh pada petunjuknya. Karena ingatlah, ketaatan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah buah dari kecintaan.
Penyair Arab mengatakan:
لَوٌْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقاً َلأَطَعْتَهُ .إِنَّ المُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيْع
Sekiranya cintamu itu benar niscaya engkau akan mentaatinya
Karena orang yang mencintai tentu akan mentaati orang yang dicintainya
Akhirnya marilah kita selalu berusaha untuk terus meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw dengan memperbaiki akhlak, perilaku, tutur kata, sikap, dan kepribadian kita. Semoga Allah akan melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua amin.
أَلْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلى رَسُوْلِ اللهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِاللهِ وَعَلى الِه وَصَحْبِه وَمَنْ تَبِعَ هُدَاه, أَمَّابَعْدُ: أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ, إِتَّقُوا اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَإِذَا قُرِئَ اْلقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْالَه وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه إِنَّه هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
MENCINTAI DAN MENELADANI AKHLAK RASULULLAH SAW
Khutbah Jum’at Bulan Maulid 1432 H / 2011 M
أَلْحَمْدُِ للهِ الَّذِيْ نَسْئَلُهُ الرَّحْمَةَ وَاْلعَافِيَةَ يَامَنْ هُوَالله ُالَّذِيْ لآ اِلهَ اِلاَّ هُوَالرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ الله ُوَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَه وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى هذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ, سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. أَمَّابَعْدُ: فَيَآاَيُّهَااْلمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ الله ُأُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِه لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.إِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّوَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Saat ini kita sudah berada di bulan Rabi'ul Awwal 1432 H, bulan bersejarah lagi penuh hikmah. Bersejarah, sebab di bulan ini baginda kita Muhammad Rasulullah SAW dilahirkan. Penuh hikmah, karena bulan ini diperingati dengan berbagai macam bentuk kegiatan.
Sejarah mencatat, pada tanggal 12 Rabiul Awwal ternyata bukan cuma Nabi SAW dilahirkan, akan tetapi pada tanggal dan bulan itu juga, di tahun yang berbeda junjungan kita melaksanakan hijrah dari Mekkah ke Madinah, atas perintah Allah. Bahkan pada tanggal dan bulan yang sama dengan tahun yang berbeda itu pula beliau meninggalkan kita, pergi menghadap Allah SWT.
Karena itulah memperingati 12 Rabiu'ul Awwal, berarti mengungkap tiga peristiwa sekaligus tentang Nabi Muhammad SAW, yaitu kelahiran, perjuangan, dan kembalinya beliau menghadap Allah SWT.
Namun di sela-sela meriahnya peringatan Maulidirrasul di bulan ini, satu hal yang harus terus kita ingat, bahwa ternyata حُبُّ النَّبِيّ atau cinta kepada Nabi Muhammad SAW hukumnya adalah wajib, Setiap Muslim wajib hukumnya mencintai beliau, sebagaimana Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِه.
"Dari Abu Hurairah RA: Sesungguhnya rasulullah SAW bersabda : Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya tidak sempurna keimanan seseorang sehingga aku lebih dicintainya daripada orang tua dan anaknya."
Bahkan di dalam riwayat yang lain ada tambahan "وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْن" Rasulullah itu harus lebih dicintai dari seluruh manusia lain.
Jamaah Jum'at Rahimakumullah.
Selanjutnya marilah kita memperhatikan firman Allah SWT berikut:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا )الأحزاب/21(
“Sudah ada bagimu pada diri Rasulullah teladan yang baik, yakni bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari akhir dan bagi orang yang banyak mengingat Allah”. (QS> Al-Ahzab : 21).
Dalam QS. Al-Ahzab, 21 di atas, Allah mewartakan Nabi Muhammad Saw adalah uswatun hasanah, teladan yang baik. Kisah hidupnya adalah cermin spiritual dan moral bagi seluruh manusia. Kata dan lakunya menebarkan wangi kebajikan. Rasulullah adalah teladan. Ia mengajarkan umat manusia bagaimana bersabar dalam cobaan, menahan hawa amarah, membalas keburukan dengan kasih sayang.
Kala hina dan cela orang-orang Thaif menderanya, Rasulullah justru mengulas senyum dan doa kedamaian. “Ya Rasulullah, apakah tidak sebaiknya saya timpakan gunung itu kepada mereka, “ pinta Malaikat penjaga gunung geram atas hinaan pada Rasulullah. “Tak usah wahai malaikat, mereka hanyalah orang-orang yang belum tahu. Semoga Allah membukakan hati mereka pada kebenaran”, jawab Rasulullah seraya tersenyum.
Betapa Nabi yang Agung itu mengajarkan kepada umatnya kesabaran dan kasih sayang. Sebab, cahaya Islam akan tersingkap dengan laku dan kata yang bajik. Islam akan bercahaya dengan umatnya yang meneladani Manusia Terbaik di muka bumi ini. Kata kotor, laku kasar, caci maki dan benci justru akan menjauhkan manusia dari cahaya Islam. Kita seyogyanya malu, jika cahaya Islam itu terhalang oleh perilaku kita yang tidak mencontoh Nabi Muhammad. Muhammad Abduh, ulama Mesir awal abad ke-20, menyindir perilaku umat Islam yang jauh dari teladan Nabi. “Al-islâmu mahjûbun bi al-muslmîn (Islam terhalang oleh umatnya)”.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Saudaraku yang semoga selalu mendapatkan taufik Allah Ta’ala. Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lagi sesudah beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kedudukan yang mulia dengan syafa’at al ‘uzhma pada hari kiamat kelak. Itulah di antara keistimewaan Abul Qosim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang muslim punya kewajiban mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari makhluk lainnya. Inilah landasan pokok iman. Dan itulah yang harus dimiliki setiap muslim yaitu hendaklah Nabinya lebih dia cintai dari makhluk lainnya. Mari kita simak bersama firman Allah Ta’ala,
قُلْ إِنْ كَانَ أبَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ وَرَسُولِه وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِه فَتَرَبَّصُوْا حَتّى يَأْتِيَ اللهُُ بِأَمْرِهِ وَ اللهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ
“Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Qs. At Taubah: 24)
Ibnu Katsir mengatakan, “Jika semua hal-hal tadi lebih dicintai daripada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan Allah, maka tunggulah musibah dan malapetaka yang akan menimpa kalian.”
Ancaman keras inilah yang menunjukkan bahwa mencintai Rasul dari makhluk lainnya adalah wajib. Bahkan tidak boleh seseorang mencintai dirinya hingga melebihi kecintaan pada nabinya.
Pertanyaannya sekarang adalah apa tanda cinta kepada nabi SAW tersebut. Para ulama sepakat bahwa tanda cinta kepada sesuatu itu adalah sering mengingat sesuatu itu
مَنْ أَحَبَّ شَيْأً أَكْثَرَمِنْ ذِكْرِه
Setiap orang yang mencintai, hatinya selalu terkenang akan yang dicintainya, lidahnya selalu menyebut nama dan keelokannya disetiap ruang dan waktu, tanpa henti dan tanpa terlewatkan.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Ada beberapa cara untuk melatih kita agar senantiasa mengingat Rasulullah, di antaranya adalah :
Rajin dalam melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah SAW sambil mengenang bahwa apa yang ia kerjakan sekarang adalah pernah dilaksanakan oleh Rasulullah, atau dalam bahasa yang lebih indahnya adalah مُتَابَعَةً لِلنَّبِيِّ ظَاهِرًاوَبَاطِناً, mengikut kepada Nabi zhahir dan bathin. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ الله َفَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
Katakan wahai Muhammad kepada umatmu: Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada dasarnya adalah untuk belajar banyak dari perilaku beliau untuk kita tiru, turuti, dan ikuti secara konsekuen, bagaimana perkataan dan perbuatan beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi SAW sebagaimana hadits Nabi :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى الله ُعَلَيْهِ ِبهَا عَشْرًا
Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah akan bershalawat (menurunkan rahmat) kepadanya sepuluh kali.
Membaca shalawat selain merupakan tanda cinta kepada nabi, ia juga menyebabkan turunnya rahmat Allah kepadanya. Semoga dengan rahmat Allah itulah kita nantinya akan dimasukkan oleh Allah ke dalam sorga-Nya. Amien
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Cinta bukanlah hanya klaim semata. Semua cinta harus dengan bukti. Di antara bentuk cinta pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ittiba’ (mengikuti), taat dan berpegang teguh pada petunjuknya. Karena ingatlah, ketaatan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah buah dari kecintaan.
Penyair Arab mengatakan:
لَوٌْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقاً َلأَطَعْتَهُ .إِنَّ المُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيْع
Sekiranya cintamu itu benar niscaya engkau akan mentaatinya
Karena orang yang mencintai tentu akan mentaati orang yang dicintainya
Akhirnya marilah kita selalu berusaha untuk terus meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw dengan memperbaiki akhlak, perilaku, tutur kata, sikap, dan kepribadian kita. Semoga Allah akan melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua amin.
أَلْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلى رَسُوْلِ اللهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِاللهِ وَعَلى الِه وَصَحْبِه وَمَنْ تَبِعَ هُدَاه, أَمَّابَعْدُ: أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ, إِتَّقُوا اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَإِذَا قُرِئَ اْلقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْالَه وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه إِنَّه هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
Rabu, 14 Desember 2011
Masa lalu
Seringkali kita mendengar nasehat yang katakan untuk melupakan atau meninggalkan masa lalu. Siapapun akan mengakui, kata-kata ini hanya berlaku dan hanya dikatakan sehubungan dengan sesuatu yang kurang menyenangkan di masa lalu. Tentunya, anjuran atau nasehat ini tidak berlaku apabila sesuatu di masa lalu adalah kejadian yang menyenangkan atau membahagiakan. Perbedaannya, jika pada kondisi yang pertama, dianjurkan untuk melupakan, sedangkan pada kondisi kedua justru tidak ada tindakan apapun. Persamaannya, keduanya adalah satu atau lebih peristiwa yang melewati masa hidup seseorang, dan keduanya pula sama-sama masuk dalam ingatan seseorang. Lalu, mengapa sampai ada anjuran untuk melupakan?
Suatu ketika Anda melewati sebuah gang yang belum pernah Anda lalui. Ada dua kemungkinan kejadian. Pertama, Anda bisa melewati gang tersebut tanpa tersesat. Kemungkinan kedua, Anda tersesat atau kesulitan untuk melewati jalur di gang tersebut. Bisa jadi pada kemungkinan kedua ini Anda mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Jika pada kemungkinan pertama, Anda tidak akan melakukan aksi apapun setelahnya, maka pada kemungkinan kedua, Anda dianjurkan untuk melupakan kejadian tersebut. Artinya, di sini Anda akan mengambil tindakan untuk tidak melupakan kesalahan yang sama sehingga membuat Anda tersesat. Ilustrasi ini tidak banyak beda dengan situasi melupakan masa lalu. Apakah seperti ini yang diharapkan?
Jika jawaban Anda adalah ‘Ya’, atau mengambil aksi untuk melupakan kejadian kurang menyenangkan tadi, maka ada dua kemungkinan kondisi yang akan Anda alami. Pertama, Anda tidak akan melewati gang itu, atau menjauhi segala sesuatu yang Anda kurang kenal dengan baik. Kondisi kedua, Anda berada dalam pikiran ekstra ketakutan dan ekstra hati-hati apabila suatu saat nanti melewati situasi yang serupa. Besar kemungkinan, Anda tidak akan pernah berani melakukannya karena adanya ketakutan terulangnya kesalahan yang sama. Jika yang dimaksudkan adalah anjuran untuk melupakan, maka seperti inilah kondisi yang akan Anda alami.
Fakta Sains
Fakta sains terbaru menemukan segala tindakan/aksi yang berusaha untuk memblokir peristiwa/kejadian kurang menyenangkan di masa lalu. Otak manusia memiliki fungsi merespon setiap peristiwa setiap saat (real time), menyimpannya, dan kemudian mengingat (uploading). Ketiga fungsi otak ini bisa dikendalikan secara sadar, akan tetapi bisa pula bekerja tanpa disadari oleh pemiliknya. Seperti fungsi otak untuk memuat data (uploading) tidak hanya bisa dilakukan secara sadar, akan tetapi bisa dilakukan tanpa sadar. Ini bukanlah suatu kesalahan moorfologis, akan tetapi seperti demikianlah fungsi dan kerja otak manusia yang normal (Ishani Ganguli, 2007).
Melupakan ingatan di masa lalu, berarti melakukan aksi untuk memblok fungsi otak yang tanpa sadar untuk memuatkan data. Menurut Ishani Ganguli (2007), tindakan ini dianggap sia-sia karena syaraf otak tersusun atas sel yang sangat halus dan bukan tergolong sebagai syaraf motorik. Itu sama saja Anda memiliki tangan, tapi dipaksakan untuk tidak berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Fakta sains mengenai syaraf otak juga telah membuktikan jika fungsi pemuatan data tanpa sadar pada otak tidak dapat dihentikan atau diblokir, akan tetapi hanya dapat ditunda. Kajian dari Universitas Colorado tentang teori dari Sigmund Freud mengenai fungsi otak menemukan jika penundaan secara terus menerus akan menimbulkan efek psikis di mana salah satunya disebut trauma.
Para ahli berupaya untuk menghentikan fungsi kerja otak yang menyebabkan seseorang teringat kembali peristiwa kurang menyenangkan di masa lalu secara medis. Riset ini terutama dilakukan untuk prajurit perang yang mengalami trauma paska penugasan. Hingga sejauh ini, metode medis untuk memblokir fungsi otak untuk memuat data tanpa sadar dilakukan dengan obat-obatan psikotropika seperti narkotika, mariyuana, ganja, ekstasi, dan hingga alkohol (Jonathan Foster, 2003). Obat-obatan tersebut diyakini secara medis dapat menghentikan (sementara) efek traumatis akibat tindakan paksa untuk menghentikan fungsi pemuatan data (memori) otak secara paksa. Sekalipun demikian, tanpa diikuti terapi psikis yang tepat, metode pengobatan seperti ini akan sia-sia.
Otak manusia bukanlah seperti media penyimpan yang dapat mudah dihilangkan (delete) atau dimusnahkan. Otak manusia dan segala aktivitas yang terdapat di dalamnya berinteraksi dengan keseluruhan organ tubuh, termasuk juga dengan perasaan (emosi).
Meluruskan Anjuran
Anjuran ataupun nasehat untuk melupakan masa lalu untuk menjadi lebih baik di masa depan bukanlah anjuran yang keliru, akan tetapi perlu kiranya untuk dimaknai lebih mendalam. Ada yang menambahkan dengan belajar dari kesalahan di masa lalu, itu juga baik jika dan jika hanya bisa melengkapi. Permasalahannya, siapapun yang mengalaminya umumnya lebih terfokus pada kondisi untuk berupaya melupakan secara emosional. Lebih tepatnya, sebagian besar dan kebanyakan orang yang mengalami situasi seperti ini lebih merasakan keinginan untuk melupakan, akan tetapi tidak diikuti dengan kemauan pembelajaran. Ini adalah reaksi yang sangat alami karena pada kondisi ini, faktor emosi akan jauh lebih dominan.
Sigmund Freud menjelaskan tidak ada alasan untuk melawan memori karena hal itu sama saja akan semakin mempercepat proses traumatis pada diri seseorang. Ini berarti, segala bentuk pikiran dan tindakan untuk melawan (menghindar) dari masa lalu sama saja dengan upaya untuk melawan diri sendiri. Freud justru lebih menganjurkan untuk memanfaatkan fungsi tubuh yang dikombinasikan dengan unsur kejiwaan sebagai solusi alternatif. Fungsi otak adalah untuk berpikir, termasuk di dalamnya berpikir untuk memecahkan masalah. Ini berarti ketimbang harus bersusah payah melupakan masa lalu, akan lebih baik melakukan evaluasi dan sekaligus melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri. Para pakar bahkan setuju apabila tidak dianjurkan bagi individu untuk melakukan aksi memblokir fungsi otak untuk alasan apapun (Regina Pally, 1995).
Dari fakta sains dan anjuran pakar, langkah awal berkaitan dengan masalah di masa lalu adalah menenangkan pikiran terlebih dahulu. Untuk ini, seseorang harus belajar untuk bisa melepaskan atau mengesampingkan ego terlebih dahulu. Bukan salah Anda apabila sampai tersesat ketika melewati gang yang baru saja Anda lewati. Bukan pula salah si pembuat gang apabila mereka membuatkannya untuk semua orang. Anda tidak akan bisa memahami dengan baik apa yang baru saja terjadi apabila Anda enggan untuk peduli mengapa Anda melakukannya dan bagaimana Anda melakukannya. Pada tahap melepaskan ego, barulah tahap awal dari apa yang nantinya disebut pembalajaran diri dan pendewasaan diri sendiri. Seseorang dianggap dewasa salah satunya apabila mampu menyelaraskan antara pikiran dan perasaannya.
Pada akhirnya, semua kembali kepada sikap dari masing-masing individu untuk menindaklanjuti. Kita semua menghargai apa yang disebut dengan proses, dan kita pun harus mengakui bahwa ada proses, maka juga harus ada progres (kemajuan). Kita harus pahami pula jika masa lalu tidak akan pernah bisa hilang dari ingatan, karena masa lalu selalu punya cara untuk menyelinap ke dalam pikiran kita. Baik atau buruk, itu semua adalah hasil perbuatan yang sudah di atur oleh Sang Pencipta, dan kita patut untuk mensyukurinya. Mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa juga menjadi bagian yang penting dari proses. Kualitas individu bukan dilihat dari hasil perbuatan, akan tetapi dilihat dari cara individu dalam menyelesaikannya di akhir sehingga menjadi sesuatu yang baru dan lebih baik di masa yang akan datang.
Suatu ketika Anda melewati sebuah gang yang belum pernah Anda lalui. Ada dua kemungkinan kejadian. Pertama, Anda bisa melewati gang tersebut tanpa tersesat. Kemungkinan kedua, Anda tersesat atau kesulitan untuk melewati jalur di gang tersebut. Bisa jadi pada kemungkinan kedua ini Anda mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Jika pada kemungkinan pertama, Anda tidak akan melakukan aksi apapun setelahnya, maka pada kemungkinan kedua, Anda dianjurkan untuk melupakan kejadian tersebut. Artinya, di sini Anda akan mengambil tindakan untuk tidak melupakan kesalahan yang sama sehingga membuat Anda tersesat. Ilustrasi ini tidak banyak beda dengan situasi melupakan masa lalu. Apakah seperti ini yang diharapkan?
Jika jawaban Anda adalah ‘Ya’, atau mengambil aksi untuk melupakan kejadian kurang menyenangkan tadi, maka ada dua kemungkinan kondisi yang akan Anda alami. Pertama, Anda tidak akan melewati gang itu, atau menjauhi segala sesuatu yang Anda kurang kenal dengan baik. Kondisi kedua, Anda berada dalam pikiran ekstra ketakutan dan ekstra hati-hati apabila suatu saat nanti melewati situasi yang serupa. Besar kemungkinan, Anda tidak akan pernah berani melakukannya karena adanya ketakutan terulangnya kesalahan yang sama. Jika yang dimaksudkan adalah anjuran untuk melupakan, maka seperti inilah kondisi yang akan Anda alami.
Fakta Sains
Fakta sains terbaru menemukan segala tindakan/aksi yang berusaha untuk memblokir peristiwa/kejadian kurang menyenangkan di masa lalu. Otak manusia memiliki fungsi merespon setiap peristiwa setiap saat (real time), menyimpannya, dan kemudian mengingat (uploading). Ketiga fungsi otak ini bisa dikendalikan secara sadar, akan tetapi bisa pula bekerja tanpa disadari oleh pemiliknya. Seperti fungsi otak untuk memuat data (uploading) tidak hanya bisa dilakukan secara sadar, akan tetapi bisa dilakukan tanpa sadar. Ini bukanlah suatu kesalahan moorfologis, akan tetapi seperti demikianlah fungsi dan kerja otak manusia yang normal (Ishani Ganguli, 2007).
Melupakan ingatan di masa lalu, berarti melakukan aksi untuk memblok fungsi otak yang tanpa sadar untuk memuatkan data. Menurut Ishani Ganguli (2007), tindakan ini dianggap sia-sia karena syaraf otak tersusun atas sel yang sangat halus dan bukan tergolong sebagai syaraf motorik. Itu sama saja Anda memiliki tangan, tapi dipaksakan untuk tidak berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Fakta sains mengenai syaraf otak juga telah membuktikan jika fungsi pemuatan data tanpa sadar pada otak tidak dapat dihentikan atau diblokir, akan tetapi hanya dapat ditunda. Kajian dari Universitas Colorado tentang teori dari Sigmund Freud mengenai fungsi otak menemukan jika penundaan secara terus menerus akan menimbulkan efek psikis di mana salah satunya disebut trauma.
Para ahli berupaya untuk menghentikan fungsi kerja otak yang menyebabkan seseorang teringat kembali peristiwa kurang menyenangkan di masa lalu secara medis. Riset ini terutama dilakukan untuk prajurit perang yang mengalami trauma paska penugasan. Hingga sejauh ini, metode medis untuk memblokir fungsi otak untuk memuat data tanpa sadar dilakukan dengan obat-obatan psikotropika seperti narkotika, mariyuana, ganja, ekstasi, dan hingga alkohol (Jonathan Foster, 2003). Obat-obatan tersebut diyakini secara medis dapat menghentikan (sementara) efek traumatis akibat tindakan paksa untuk menghentikan fungsi pemuatan data (memori) otak secara paksa. Sekalipun demikian, tanpa diikuti terapi psikis yang tepat, metode pengobatan seperti ini akan sia-sia.
Otak manusia bukanlah seperti media penyimpan yang dapat mudah dihilangkan (delete) atau dimusnahkan. Otak manusia dan segala aktivitas yang terdapat di dalamnya berinteraksi dengan keseluruhan organ tubuh, termasuk juga dengan perasaan (emosi).
Meluruskan Anjuran
Anjuran ataupun nasehat untuk melupakan masa lalu untuk menjadi lebih baik di masa depan bukanlah anjuran yang keliru, akan tetapi perlu kiranya untuk dimaknai lebih mendalam. Ada yang menambahkan dengan belajar dari kesalahan di masa lalu, itu juga baik jika dan jika hanya bisa melengkapi. Permasalahannya, siapapun yang mengalaminya umumnya lebih terfokus pada kondisi untuk berupaya melupakan secara emosional. Lebih tepatnya, sebagian besar dan kebanyakan orang yang mengalami situasi seperti ini lebih merasakan keinginan untuk melupakan, akan tetapi tidak diikuti dengan kemauan pembelajaran. Ini adalah reaksi yang sangat alami karena pada kondisi ini, faktor emosi akan jauh lebih dominan.
Sigmund Freud menjelaskan tidak ada alasan untuk melawan memori karena hal itu sama saja akan semakin mempercepat proses traumatis pada diri seseorang. Ini berarti, segala bentuk pikiran dan tindakan untuk melawan (menghindar) dari masa lalu sama saja dengan upaya untuk melawan diri sendiri. Freud justru lebih menganjurkan untuk memanfaatkan fungsi tubuh yang dikombinasikan dengan unsur kejiwaan sebagai solusi alternatif. Fungsi otak adalah untuk berpikir, termasuk di dalamnya berpikir untuk memecahkan masalah. Ini berarti ketimbang harus bersusah payah melupakan masa lalu, akan lebih baik melakukan evaluasi dan sekaligus melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri. Para pakar bahkan setuju apabila tidak dianjurkan bagi individu untuk melakukan aksi memblokir fungsi otak untuk alasan apapun (Regina Pally, 1995).
Dari fakta sains dan anjuran pakar, langkah awal berkaitan dengan masalah di masa lalu adalah menenangkan pikiran terlebih dahulu. Untuk ini, seseorang harus belajar untuk bisa melepaskan atau mengesampingkan ego terlebih dahulu. Bukan salah Anda apabila sampai tersesat ketika melewati gang yang baru saja Anda lewati. Bukan pula salah si pembuat gang apabila mereka membuatkannya untuk semua orang. Anda tidak akan bisa memahami dengan baik apa yang baru saja terjadi apabila Anda enggan untuk peduli mengapa Anda melakukannya dan bagaimana Anda melakukannya. Pada tahap melepaskan ego, barulah tahap awal dari apa yang nantinya disebut pembalajaran diri dan pendewasaan diri sendiri. Seseorang dianggap dewasa salah satunya apabila mampu menyelaraskan antara pikiran dan perasaannya.
Pada akhirnya, semua kembali kepada sikap dari masing-masing individu untuk menindaklanjuti. Kita semua menghargai apa yang disebut dengan proses, dan kita pun harus mengakui bahwa ada proses, maka juga harus ada progres (kemajuan). Kita harus pahami pula jika masa lalu tidak akan pernah bisa hilang dari ingatan, karena masa lalu selalu punya cara untuk menyelinap ke dalam pikiran kita. Baik atau buruk, itu semua adalah hasil perbuatan yang sudah di atur oleh Sang Pencipta, dan kita patut untuk mensyukurinya. Mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa juga menjadi bagian yang penting dari proses. Kualitas individu bukan dilihat dari hasil perbuatan, akan tetapi dilihat dari cara individu dalam menyelesaikannya di akhir sehingga menjadi sesuatu yang baru dan lebih baik di masa yang akan datang.
Selasa, 06 Desember 2011
sempurnanya cinta
Kebahagian manusia ada bila ia bisa membuka mata hatinya, dan menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti dan menyadari betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus...
Kebahagian manusia tidak dapat hadir karena tidak mau membuka hati, dan berusaha meraih apa yang tidak dapat diraih, terlalu memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri apa yang ia miliki.
Keegoisan manusia yang menyebabkannya menjadi buta, keegoisan dan hanya memikirkan diri sendiri yang menyebabkan manusia tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik untuknya...
Begitu banyak sahabat yang begitu mencintai, tapi karena terlalu memilih, menilai dan menghakimi sendiri.. justru sahabat sejati menjadi semakin jauh.. Terlalu memilih sahabat membuat manusia tak dapat menyadari di depan mata ada sahabat sejati yang dibutuhkannya..
Tiap tiap manusia memiliki arti dan peranan masing masing, semua berbeda.. tidak ada yang memiliki arti yang sama persis punya peranan dan kelebihan disatu hal, tidak harus memiliki peranan dan arti dalam hal lain.. dicintai oleh satu orang belum tentu disayang oleh orang lain..
Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jangan beraharap dari diri manusia lain, karena orang lain dapat mengkhianati..
Kebahagiaan ada bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai dan menerima manusia lain..
Percaya kepada Tuhan.. bersyukur bahwa manusia selalu diberikan yang terbaik... sesuai yang diperbuat manusia itu sendiri, tak perlu berkeras hati, Ia akan memberi di saat yang tepat apa yang manusiaNya butuhkan, tidak harus saat ini, masih ada esok hari..
Kebahagian manusia tidak dapat hadir karena tidak mau membuka hati, dan berusaha meraih apa yang tidak dapat diraih, terlalu memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri apa yang ia miliki.
Keegoisan manusia yang menyebabkannya menjadi buta, keegoisan dan hanya memikirkan diri sendiri yang menyebabkan manusia tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik untuknya...
Begitu banyak sahabat yang begitu mencintai, tapi karena terlalu memilih, menilai dan menghakimi sendiri.. justru sahabat sejati menjadi semakin jauh.. Terlalu memilih sahabat membuat manusia tak dapat menyadari di depan mata ada sahabat sejati yang dibutuhkannya..
Tiap tiap manusia memiliki arti dan peranan masing masing, semua berbeda.. tidak ada yang memiliki arti yang sama persis punya peranan dan kelebihan disatu hal, tidak harus memiliki peranan dan arti dalam hal lain.. dicintai oleh satu orang belum tentu disayang oleh orang lain..
Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jangan beraharap dari diri manusia lain, karena orang lain dapat mengkhianati..
Kebahagiaan ada bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai dan menerima manusia lain..
Percaya kepada Tuhan.. bersyukur bahwa manusia selalu diberikan yang terbaik... sesuai yang diperbuat manusia itu sendiri, tak perlu berkeras hati, Ia akan memberi di saat yang tepat apa yang manusiaNya butuhkan, tidak harus saat ini, masih ada esok hari..
makalah ph sosiologi pendidikan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah lembaga sosial dan lembaga pendidikan bukan sesuatu yang asing bagi kita. Keberadaan lembaga sosial sangat diperlukan oleh masyarakat untuk mengatur , mengawasi pelaksanaan aturan, nilai sosial dan norma sosial serta kadangkala memberikan sanksi bagi orang yang melanggar nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan adanya lembaga sosial, manusia dapat hidup teratur, tertib, dan tidak dapat berbuat semaunya sendiri karena ada norma yang mengikatnya. Tiap-tiap lembaga sosial memiliki norma yang berbeda-beda sesuai dengan jenis lembaga sosialnya, dan mengikat pula pada lingkup masyarakat yang memiliki hubungan dengannya. Pada dasarnya pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu individu oleh karenanya, di bentuklah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan seringkali di wujudkan dalam bentuk sekolah baik formal maupun informal melalaui sekolah bakat seseorang di kembangkan untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan selain itu, dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, seseorang dapat pula menangkap peluang berusaha dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, lembaga pendidikan mengajarkan berbagai macam pengetahuan.dan ketrampilan yang dapat di gunakan dalam kehidupan. Namun lembaga pendidikan dapat pula membantu pola- pola sikap seseorang agar prilakunya tidak menyimpng dari norma-norma yang berlaku. Lembaga social dan lembaga pendidikan yang muncul secara terencana, maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang atau organisasi tertentu yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk, pemerintah mencanangkan program transmigrasi. lembaga transmigrasi ini muncul karena direncanakan oleh pemerintah Indonesia untuk memetakan jumlah penduduk di Indonesia sehingga merata. Hubungan lembaga social dan lembaga pendidikan sangat erat dikarenakan lembaga pendidikan dan lembaga social adalah dasar akan terbentuknya suatu kepribadian dari pendidikan yang menunjang terbentuknya suatu system pendidikan. Tidak bias kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan dan lembaga social memberikan pengaruh yang segnifikan terhadap corak dan karakter masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Lembaga, lembaga social dan lembaga pendidikan ?
2. Bagaimana cirri-ciri lembaga pendidikan dan lembaga sosial ?
3. Bagaimana tipe lembaga social dan lembaga pendidikan ?
4. Apakah fungsi lembaga pendidikan dan lembaga social ?
5. Macam-macam lembaga pendidikan dan lembaga social ?
C. Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui pengertian dan dan hubungan lembaga pendidikan dan lembaga social.
2. Agar kita dapat mengetahui hubungan lembaga pendidikan dan lembaga social ?
3. Agar kita dapat mengetahui fungsi lembaga pendidikan dan lembaga social ?
4. Untuk mengetahui kreteria dalam lembaga pendidikan dan lembaga social.
5. Dengan lembaga pendidikan dan lembaga social kita dapat mengetahui macam – macam lembaga social dan lembaga pendidikan
D. Manfaat
1. Agar kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan orang lain
2. Dengan adanya makalah ini kita dapat belajar membedakan mana lembaga social dan lembaga pendidikan.
E. Metode Penelitian
Dalam makalah ini penulis mengemukakan hal – hal sebagai berikut.
1. Jenis Penelitian atau Pendekatan Penelitian.
Jenis penelitian ini yang di ambil oleh penulis yaitu penelitian kualitatif
2. Tempat dan waktu penelitian.
Tempatnya yaitu di Lembaga pendidikan dan lembaga social
Waktu penelitian yaitu tanggal 11 November 2011 s/d 12 November 2011
3. Populasi dan Sampel atau Sumber data
a. Data
Data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan data penunjang sebagai berikut:
1) Data pokok tentang Lembaga pendidikan dan lembaga social
2) Data penunjang, yaitu data tentang gambaran umum lokasi penelitian, yang meliputi:
a. Sejarah adanya lembaga pendidikan dan lembaga social
b. Keadaan lembaga pendidikan dan lembaga social
b. Sumber Data
Untuk mendapat sumber data-data di atas, baik data pokok maupun data penunjang, maka pemakalah ini mengambil sumber data, yaitu:
1. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh staf dan seluruh jajaran lembaga pendidikan dan lembaga social.
Indrayanto,proposal penelitian,idea fress Yogyakarta 2010
2. Informan
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dan orang orang yang terlibat dalam dunia lembaga pendidikan dan lembaga social
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menggali data-data pokok dan data penunjang di atas, maka penelitian menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang tersebut di bawah ini :
1) Angket
Yang ditujukan kepada yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan
2) Wawancara
Teknik ini digunakan untuk menggali data penunjang yang ditujukan kepada seluruh pegawai lembaga pendidikan dan yang terkait..
3) Observasi
Teknik ini digunakan agar penulis dapat melihat secara langsung keadaan lokasi penelitian dan untuk melengkapi sebagian data-data pokok yang diperlukan.
3) Dokumenter
segala sesuatu yang berasal dari buku dan naskah - naskah dan surat- menyurat dalam lembaga pendidikan dan lembaga social.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dapat kita lihat pada kajian pustaka yang terdahulu dan sekarang menurut para tokoh atau orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Menurut Akmal ramadhan di dalam buku “Sosiologi pendidikan” Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muara Enim.2011,Hal.68 ia mengatakan bahwa lembaga pendidikan dan lembaga social memberikan pengaruh yang segnifikan dalam terhadap pendidikan, corak dan karakter masyarakat. Sedangkan menurut Hasbullah di dalam buku “Dasar- dasar Ilmu pendidikan.PT. Raja Grafindo Persada. Ia mengatakan bahwa : lembaga pendidikan dan lembaga social adalah suatu lembaga yang sangat menjadi penentu dalam dunia pendidikan di karenakan di dalam pendidikan harus ada suatu lembaga atau suatu organisai yang menaungi suatu lembaga pendidikan artinya lembaga social juga juga merupakan suatu lembaga yang juga menaungi lembaga pendidikan ( sekolah ).
Dari kedua pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa terdapat banyak perbedaan dan banyak persamaan diantaranya adalah : perbedaaanya adalah pada corak dan karakter masyarakat yang memiliki pendidikan dan kurang memiliki pendidikan sedangkan persamaanya adalah lembaga pendidikan dan lembaga social saling berkaitan dengan pendidikan masyarakat dikarenakan pendidikan atau corak suatu masyarakat dapat dilihat di dalam karakteristik pendidikan.
Akmal Ramdhan,Sosiologi pendidikan STI.Tar.Muara Enim 2011
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga, pendidikan dan lembaga social
Secara etimologi lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan sesuatu penelitian keilmuan atau suatu usaha untuk mencapai apa yang telah di rencanakan.
Lembaga pendidikan adalah suatu organisai yang bernaung dalam dunia pendidikan yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan yang di canangkan oleh pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan menurut Abu ahmadi dan Nur Uhbiyati, 1991: 171 di dalam buku Akmal ramadhan yang berjudul sosiologi Pendidikan. Ia mengatakan bahwa lembaga pendidikan adalah suatu tempat atau wadah berlangsungnya proses pendidikan. Dari uraian di atas maka dapat kita tarik benang merah pengertian lembaga pendididkan. Lembaga pendidikan adalah sesuatu tempat dimana terciptanya suatu proses pendidikan yang berlangsung secara berkesinambungan dan terus menuerus dan juga pendidikan itu harus berlangsung sepanjang hidup ( Live Long education ).
Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku para anggota masyarakat. Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata sosial merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Istilah lain yang digunakan adalah bangunan sosial yang diambil dari bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi tersebut.Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan salah satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup. Lembaga sosial menurut koenjaraningrat ( 1987: 70 ) lembaga sosial adalah suatu norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia di dalam masyarakat.
Akmal ramdhan,sosiologi pendidikan STI.Tar Muara Enim
B. Ciri – ciri lembaga pendidikan dan lembaga sosial
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa pada dasarnya merupakan cita-cita dari pembangunan bangsa. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup dimensi ahir batin, material, dan spiritual. Lebih dari itu suatu lembaga pendidikan menghendaki suatu lembaganya atau yang bernaung di dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi pada yang nyata dalam mewujudkan cita-cita Indonesia di dalam dunia pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ciri – cirri lembaga pendidikan yaitu :
1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas.
2. Memiliki keunggulan yang distinktif ddan kompetitif.
3. Memiliki ketahanan mutu yang konsisten
4. Memberikan layanana tentang rasa kenyamanan dan kepuasan.
5. Mampu mengangtipasi dan beradaptasi dengan tuntunan dan perkembangan zaman.
6. Memiliki networking, partnership, dan kemitraan dengan lembaga lain,
Lembaga pendidikan juga mempunyai sipat- sipat khas sebagi berikut :
1. Pola da sikap kelakuan seperti hasrat akan pengetahuan, konsentarsi dan displin belajar.
2. Lambang seperti panji sekolah, warna sekolah dan gambar lambing
3. Unsur – unsur pemakaian kebudayaan seperti : perpustakaan buku-buku dan lapangan olahraga.
4. Kode-kode tertulis atau lisan seperti gelar dan aturan ujian.
5. Rasionalisasi dan sublimasi ( ideology ) seperti kebebasan, tata norma, kebebasan akademis dan tridarma pendidikan.
Sedangkan lembaga sosial adalah lembaga yang menaungi lembaga pendidikan dan mempunyai cirri dan karakteristik. Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial" (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut :
1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.
3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.
Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial. Menurutnya terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut.
1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.
3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya.
C. Tipe lembaga social dan lembaga pendidikan
Tipe lembaga pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yakni ditinjau dari segi yang mengusahakan dan tingkatan serta sipatnya.
a. Ditinjau dari segi yang mengusahakan lembaga pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Sekolah negeri : yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah. Baik segi fasilitas, keuangan, maupun tenaga pengajar.
2) Sekolah Swasta : yaitu sekolah yang diusahakan oleh badan-badan swasta, terdiri atas 4 status. Disamakan, Diakui, Terdaftar, dan Terakreditasi.
b. Ditinjau dari segi Tingkatan.
1) Pendidikan pra sekolah : Pendidikan sebelum sekolah dasar
2) Pendidikan Dasar : Sekolah Dasar/madrasah Ibtidayah dan SMP/Mts
3) Pendidikan Menengah : SMA dan Kejuruan atau Madrasyah Aliyah.
4) Pendidikan Tinggi : Akademik, politeknik, Institut, Sekolah Tinggi atau universitas. Pendidiikan ini mencakup program pendidikan, yaitu Diploma ( D1,D2, da D3 ), Serjana Muda, Magister ( S2 ) dan Dokter ( S3 )
c. Ditinjau dari dari sifatnya dapat di bedakan menjadi 2 macam yaitu :
1) Sekolah umum : yaitu sekolah yang belu mempersiapkan anak dalam spesialis dalam bidang perkerjaan tertentu. Misalnya SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA
2) Sekolah kejuruan yakni Lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. Minsalnya : SMK/MAK
Sedangkan tipe lembaga sosial terdiri atas 5 macam. Yakni Berdasarkan perkembangan dalam masyarakat, berdasarkan kepentingan masyarakat, berdasarkan penerimaanya dalam masyarakat, berdasarkan penyebaranya dalam masyarakat, berdasarkan fungsinya dalam masayarakat.
1) Lembaga sosial berdasarkan perkembanganya dalam masyarakat terdiri dari.
a. Cresive Instution merupakan institusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat dan istiadat masyarkat, contohnya : Instansi agama, pernikahan, dan hak milik
b. Enacted Instution merupakan instansi yang sengaja di bentuk oleh masyarakat contohnya : lembaga pendidikan
2) Lembaga sosial berdasarkan kepentingan masyarakat:
a. Basic Instution merupakan lembaga sosial yang dianggap penting keberadaanya untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat contoh keluarga, sekolah, dan Negara.
b. Subsidiary Instution merupakan lembaga sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak terlalu penting dan berada di masing-masing masyarakat. Contohnya : rekreasi
3) Berdasarkan penerimanya dalam masyarakat, terdiri dari
a. Approved atau scantioned Instution merupakan lembaga sosil yang di terima oleh masyarakat. Contohnya lembaga sekolah dan perusahaan dagang.
b. Unsanctioned Instution merupakan Instansi yang ditolak masyarakat meskipun tidak mampu membrantasnya. Contohnya pelacuran
4) Berdasarkan penyebaranya atau popularitasnya di masyarakat dapat di bagi menjadi.
a. General Instution merupakan istansi yng dikenal oleh sebagian masyarakat. Contoh : Instutusi agama.
b. Restricted Instition merupakan lembaga sosial yang lainya dikenal dan dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu. Contoh : lembaga agama islam, Kristen, hindu, Budha dan konghucu
5) Berdasarkan fungsinya terbagi atas 2 macam yaitu :
a. Operative Instution merupakan yang berfungsi menghipun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan. Contoh : lembaga industry
b. Regulative Instution merupakan instution yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelaukuan dalam masyarakat. Contoh : lembaga hokum dan kejaksaaan.
D. Fungsi lembaga pendidikan dan lembaga social.
Fungsi lembaga pendidikan sebagai system sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam masyarakat menuju kearah perbaikan dari segala lini. Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah system kedua mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebgai alat.
1) Pengembangan pribadi
2) Perkembangan warga
3) Pengembangan pribadi
4) Perkembangan bangsa
Menurut hasbullah (2009;38-61) fungsi atau peranan lembaga pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Lembaga pendidikan keluarga, meliputi.
a. Memberi pengalaman pertama masa kanak-kanak
b. Menjamin kehidupan emisional anak
c. Mendirikan dasar pendidikan sosial.
d. Pelatihan dasar – dasar keagamaan
2. Lembaga pendidikan sekolah meliputi
a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
b. Spesialisasi
c. Efisiensi
d. Sosialisasi
e. Konservasi
f. Tarnsmisi cultural
g. Tradisi dari rumah ke masyarakat.
3. Lembaga penddikan masyarakat :
Fungsi lembaga pendidikan masyarakat adalah sebagai wadah dan wahana pendidikan, yaitu : medan kehidupan manusaia yang majemuk ( plurl, suku, agama, kegiatan raya, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, da n sebagaianya
Fungsi lembaga sosial adalah untuk memberikan pedoman kepada anggota masayarakat tentang sikap dalam menghadapi masaalah di masayarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok, menjaga keutuhan masyarakat, sebagai panduan masyarakat dalam menghadapi dan mengawasi tingkah laku anggotanya. Berikut fungsi lembaga sosial menurut Koentjaraningrat (1987: 73 ) fungsi lembaga sosial meliputi :
a. Fungsi manfest : yang disadari dan diharapkan.
b. Fungsi laten : fungsi lembaga yang tidak disadari dan tidak diharapkan.
c. Fungsi positif : fungsi yang mendukung kelangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi negative : fungsi yang merugikan kelangsungan hidup masyarakat.
E. Macam-macam lembaga pendidikan dan lembaga social.
Lembaga pendidikan di Indonesia dalam UU sisdiknas bisa kita klasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu : sekolah dan luar sekolah selanjutnya pembagian ini lebih rincinya dibagi menjadi 3 bentuk. Yaitu :
1. Informal : ( keluarga ) : perananya ke dalam pembentukan karakter atau keyakinan dan norma.
2. Formal ( sekolah ) perananya diarahkan pada pengembangan penalaran peserta didik
3. Nonformal ( masyarakat ) perananya kearah pembentukan karakter sosial
Pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang berstruktur dan berkesinambungan sampai dengan pendidikan yang tertinggi.
Pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak selalu terikat pada jenjang dan struktur persekolahan tetapi dapat berkesinambungan.
Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang terbentuk kegiatan belajar secara mandiri dan menjadi kebutuhan bagi anak dalam pembentukan kepribadian dan karakter
Pendidikan formal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan : Umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, dan keagamaan.
Pendidikan non formal adalah meliputi pendidikan yang tetdiri dari pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan kepemudaan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja.
Begitu juga lembaga sosial dalam pembagianya terbagi atas :
1. Lembaga Agama
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.. Fungsi lembaga agama antara lain sebagai :
a) Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
b) Pengatur tata cara hubungan antar manusia, dan antara manusia dengan Tuhannya. Contohnya adanya sebuah perkumpulan remaja mesjid yang menyelenggarakan pengajian bulana. Kegiatan itu berfungsi untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja Islam di daerahnya.
2. Lembaga Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.
Fungsi lembaga Keluarga antara lain;
1. Fungsi reproduksi
Dalam keluarga, anak-anak merupakan wujud dari cinta kasih dan tanggung jawab suami istri meneruskan keturunannya. Keluarga mempunyai fungsi reproduksi artinya dari pernikahan diharapkan akan memberikan keturunan.
2. Fungsi proteksi
Dengan terbentuknya keluarga, terdapat fungsi proteksi yaitu mendapatkan rasa ketentraman dan keterlindungan baik secara psikologis maupun fisik. Apabila di dalam keluarga terdapat rasa aman, proses-proses sosial di dalam keluarga dapat berjalan harmonis.
3. Fungsi ekonomi
Pada umumnya dalam sebuah keluarga, ayah merupakan kepala keluarga serta menjadi tulang punggung keluarga. Namun tidak tertutup kemungkinan ibu juga mencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga. Kerja sama yang baik antara ayah dan ibu di dalam mengelola pendapatan menjadikan keluarga dapat mengfungsikan ekonomi secara efektif dan efisien.
4. Fungsi sosialisasi
Di dalam lingkungan keluarga, anak mulai dilatih dan diperkenalkan cara-cara hidup bersama dengan orang lain. Anak diajak memahami lingkungan yang lebih luas sehingga pada saatnya nanti seorang anak benar-benar siap untuk hidup dalam masyarakat. Anak diperkenalkan oleh orang tuanya mengenai norma yang berlaku di masyarakat seperti norma agama, norma kesopanan, norma hukum dan norma kesusilaa, serta nilai – nilai sosial seperti nilai kemanusiaan,nilai keindahan dan nilai keagamaan.
5. Fungsi afeksi
Keluarga diharapkan akan memberikan kehangatan perasaan pada anggota keluarganya seperti seorang bapak yang tetap memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya yang sedang mendapatkan masalah di sekolah.
6. Fungsi pengawasan sosial
Pada dasarnya dalam keluarga terdapat saling kontrol (mengawasi) antaranggota keluarga biasanya sering dilakukan oleh anggota keluarga yang lebih tua, hal ini sebagai rasa tanggung jawab mereka dalam menjaga nama baik keluarga. Contohnya seorang kakak yang mengetahui teman dekat adiknya.
7. Fungsi pemberian status
Melalui lembaga perkawinan ini, seseorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat, yaitu sebagai suami atau istri. Fungsi dari status suami adalah sebagai pemimpin dalam rumah tanggaganya sedangkan seorang istri berfungsi sebagai pendamping suami dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya.
3. Lembaga Pendidikan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang. Sekolah merupakan bentuk konkrit dari lembaga pendidikan. Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi nyata atau fungsi manifest, yaitu:
a) Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Dengan bekal keterampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan seperti sekolah maka seseorang siap untuk bekerja.
b) Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
c) Melestarikan kebudayaan masyarakat. Lembaga pendidikan mengajarkan beragam kebudayaan dalam masyarakat.
d) Menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Sedangkan fungsi laten (fungsi yang tidak disadari )dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
e) Mengurangi pengendalian orang tua. Keikutsertaan seorang anak dalam lembaga pendidikan seperti sekolah akan mengurangi pengendalian orang tuanya karena yang berperan saat dalam pengajaran dan pendidikan di sekolah adalah para gurunya.
f) Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Aturan dalam keluarga atau rumah berbeda dengan aturan di sekolah,maka ada beberapa anak yang ingin mencoba melanggar aturan/membangkang, salah satunya bertujuan untuk menarik perhatian orang tuanya.
g) Mempertahankan system kelas social. Adanya jenjang pendidikan secara tidak langsung telah mempertahankan system kelas sosial seperti adanya kelas-kelas dalam lembaga pendidikan (kelas 1 sampai kelas XII )
h) Memperpanjang masa remaja. Anak yang bersekolah hingga kelas XII akan menikmati masa remajanya berbeda dengan anak yang berhenti sekolah
4. Lembaga Politik
Lembaga politik adalah keseluruhan tata nilai dan norma yang berkaitan dengan kekuasaan. Misalnya keanggotaan DPR sebagai sarana aspirasi rakyat.
Lembaga politik memiliki beberapa fungsi yaitu:
1. Memelihara ketertiban di dalam negeri (internal order)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk memelihara ketertiban didalam masyarakat dengan menggunakan wewenang yang dimilikinya, baik dengan cara persuasif (penyuluhan )maupun cara koersif (kekerasan).
2. Menjaga keamanan di luar negeri (eksternal order)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk mempertahankan negara dari ancaman atau serangan yang datang dari negara lain melalui jalan diplomasi ataupun dengan perang seperti TNI AL
3. Mengusahakan kesejahteraan umum (general welfare)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk merencanakan dan melaksanakan pelayanan- pelayanan sosial serta mengusahakan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat seperti organisasi politik yang melakukan bakti sosial.
4. Mengatur proses politik
Lembaga politik memiliki fungsi mengatur proses persaingan untuk memperoleh kekuasaan agar tidak mengancam keutuhan masyarakat (bangsa dan negara) seperti adanya kesepakatan politik dari beberapa partai politik dalam menyikapi kebijakan pemerintah.
5 Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi mulai muncul ketika orang mulai membutuhkan produk dari masyarakat atau orang lain yang menyangkut barang-barang kebutuhan pokok.
Fungsi lembaga ekonomi antara lain :
1. Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
2. Memberi pedoman untuk melakukan pertukaran barang atau barter.
3. Memberi pedoman tentang harga jual beli barang.
4. Untuk kegiatan untuk mendapatkan kebutuhan pokok diperlukan lembaga ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan tempat transaksi jual-beli berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Keberadaan pasar telah memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama bahan pangan.
6 Lembaga Agama
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya
Fungsi lembaga agama antara lain sebagai :
1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
2. Pengatur tata cara hubungan antar manusia, dan antara manusia dengan Tuhannya. Contohnya adanya sebuah perkumpulan remaja mesjid yang menyelenggarakan pengajian bulana. Kegiatan itu berfungsi untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja Islam di daerahnya.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan, bahwa Hubungan lembaga sosial dengan lembaga pendidikan sangatlah segnifikan dikarenakan pada dasarnya suatu lembaga. Akan terbentuk jika dua diantara lembaga akan saling membutuhkan. Hubungan lembaga sosial dengan lembaga pendidikan terjamin baik dan berlangsung kontinu setelah adanya suatu kesinambungan, Mereka bisa mengetahui aktivitas-aktivitas suatu lembaga yang lainya , mengerti aspirasinya, benturan pemahaman dan salah pengertian terhadap program yang dilaksanakan oleh lembaga lain oleh kerena itu hubungan lembaga sosial dengan lembaga pendidikan tidak dapat di pisahkan begitu saja. Sebab secara tidak langsung lembaga pendidikan dan lembaga sosial sama-sama mempunyai peranan yang sangat dominan dalm pembentuakan kepribadaian suatu masyarakat dan umumnya untuk manusia di dunia ini. lembaga sosial dengan lembaga pendidikan merupakan suatu organisai yang bernaung dalam dunia pendidikan yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan yang di canangkan oleh pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa pada dasarnya merupakan cita-cita dari pembangunan bangsa. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup dimensi lahir batin, material, dan spiritual. Lebih dari itu suatu lembaga pendidikan menghendaki suatu lembaganya atau yang bernaung di dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi pada yang nyata dalam mewujudkan cita-cita Indonesia di dalam dunia pendidikan.
B. SARAN
Muda-mudahan dengan terselesaikannya makalah ini kita dapat mengetahui Hubungan lembaga sosial dengan lembaga pendidikan dan saya mengharapkan saran yang bersipat membangun guna memperbaiki makalah ini untuk masa yang akan datang yang lebih baik.
C. Pesan
Semoga makalah ini bermanfaat terkhusus untuk mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muara Enim umumnya pendidikan di indonesia untuk kita semua dan jika ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini saya mohon maaf dan kepada pihak yang terkait saya ucapkan trima kasih.
Daftar Pustaka
Akmal Ramdhan (2011) , sosiologi pendidikan,Muara Enim, STI.Tar.
Hasbullah, (1987) Dasar- dasar Ilmu pendidikan.Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.
Indrayanto (2010),Proposal penelitian, Yogyakarta, Idea Fress.
Nasaruddin (1988) Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial, Bandung, PT. Intan Pariwara
UU Sisdiknas,Menteri pendidikan nasional
www.google/hendyazizirpelangi18saudara.blogspot.com
A. Latar Belakang
Istilah lembaga sosial dan lembaga pendidikan bukan sesuatu yang asing bagi kita. Keberadaan lembaga sosial sangat diperlukan oleh masyarakat untuk mengatur , mengawasi pelaksanaan aturan, nilai sosial dan norma sosial serta kadangkala memberikan sanksi bagi orang yang melanggar nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan adanya lembaga sosial, manusia dapat hidup teratur, tertib, dan tidak dapat berbuat semaunya sendiri karena ada norma yang mengikatnya. Tiap-tiap lembaga sosial memiliki norma yang berbeda-beda sesuai dengan jenis lembaga sosialnya, dan mengikat pula pada lingkup masyarakat yang memiliki hubungan dengannya. Pada dasarnya pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu individu oleh karenanya, di bentuklah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan seringkali di wujudkan dalam bentuk sekolah baik formal maupun informal melalaui sekolah bakat seseorang di kembangkan untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan selain itu, dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, seseorang dapat pula menangkap peluang berusaha dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, lembaga pendidikan mengajarkan berbagai macam pengetahuan.dan ketrampilan yang dapat di gunakan dalam kehidupan. Namun lembaga pendidikan dapat pula membantu pola- pola sikap seseorang agar prilakunya tidak menyimpng dari norma-norma yang berlaku. Lembaga social dan lembaga pendidikan yang muncul secara terencana, maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang atau organisasi tertentu yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk, pemerintah mencanangkan program transmigrasi. lembaga transmigrasi ini muncul karena direncanakan oleh pemerintah Indonesia untuk memetakan jumlah penduduk di Indonesia sehingga merata. Hubungan lembaga social dan lembaga pendidikan sangat erat dikarenakan lembaga pendidikan dan lembaga social adalah dasar akan terbentuknya suatu kepribadian dari pendidikan yang menunjang terbentuknya suatu system pendidikan. Tidak bias kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan dan lembaga social memberikan pengaruh yang segnifikan terhadap corak dan karakter masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Lembaga, lembaga social dan lembaga pendidikan ?
2. Bagaimana cirri-ciri lembaga pendidikan dan lembaga sosial ?
3. Bagaimana tipe lembaga social dan lembaga pendidikan ?
4. Apakah fungsi lembaga pendidikan dan lembaga social ?
5. Macam-macam lembaga pendidikan dan lembaga social ?
C. Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui pengertian dan dan hubungan lembaga pendidikan dan lembaga social.
2. Agar kita dapat mengetahui hubungan lembaga pendidikan dan lembaga social ?
3. Agar kita dapat mengetahui fungsi lembaga pendidikan dan lembaga social ?
4. Untuk mengetahui kreteria dalam lembaga pendidikan dan lembaga social.
5. Dengan lembaga pendidikan dan lembaga social kita dapat mengetahui macam – macam lembaga social dan lembaga pendidikan
D. Manfaat
1. Agar kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan orang lain
2. Dengan adanya makalah ini kita dapat belajar membedakan mana lembaga social dan lembaga pendidikan.
E. Metode Penelitian
Dalam makalah ini penulis mengemukakan hal – hal sebagai berikut.
1. Jenis Penelitian atau Pendekatan Penelitian.
Jenis penelitian ini yang di ambil oleh penulis yaitu penelitian kualitatif
2. Tempat dan waktu penelitian.
Tempatnya yaitu di Lembaga pendidikan dan lembaga social
Waktu penelitian yaitu tanggal 11 November 2011 s/d 12 November 2011
3. Populasi dan Sampel atau Sumber data
a. Data
Data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan data penunjang sebagai berikut:
1) Data pokok tentang Lembaga pendidikan dan lembaga social
2) Data penunjang, yaitu data tentang gambaran umum lokasi penelitian, yang meliputi:
a. Sejarah adanya lembaga pendidikan dan lembaga social
b. Keadaan lembaga pendidikan dan lembaga social
b. Sumber Data
Untuk mendapat sumber data-data di atas, baik data pokok maupun data penunjang, maka pemakalah ini mengambil sumber data, yaitu:
1. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh staf dan seluruh jajaran lembaga pendidikan dan lembaga social.
Indrayanto,proposal penelitian,idea fress Yogyakarta 2010
2. Informan
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dan orang orang yang terlibat dalam dunia lembaga pendidikan dan lembaga social
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menggali data-data pokok dan data penunjang di atas, maka penelitian menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang tersebut di bawah ini :
1) Angket
Yang ditujukan kepada yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan
2) Wawancara
Teknik ini digunakan untuk menggali data penunjang yang ditujukan kepada seluruh pegawai lembaga pendidikan dan yang terkait..
3) Observasi
Teknik ini digunakan agar penulis dapat melihat secara langsung keadaan lokasi penelitian dan untuk melengkapi sebagian data-data pokok yang diperlukan.
3) Dokumenter
segala sesuatu yang berasal dari buku dan naskah - naskah dan surat- menyurat dalam lembaga pendidikan dan lembaga social.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dapat kita lihat pada kajian pustaka yang terdahulu dan sekarang menurut para tokoh atau orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Menurut Akmal ramadhan di dalam buku “Sosiologi pendidikan” Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muara Enim.2011,Hal.68 ia mengatakan bahwa lembaga pendidikan dan lembaga social memberikan pengaruh yang segnifikan dalam terhadap pendidikan, corak dan karakter masyarakat. Sedangkan menurut Hasbullah di dalam buku “Dasar- dasar Ilmu pendidikan.PT. Raja Grafindo Persada. Ia mengatakan bahwa : lembaga pendidikan dan lembaga social adalah suatu lembaga yang sangat menjadi penentu dalam dunia pendidikan di karenakan di dalam pendidikan harus ada suatu lembaga atau suatu organisai yang menaungi suatu lembaga pendidikan artinya lembaga social juga juga merupakan suatu lembaga yang juga menaungi lembaga pendidikan ( sekolah ).
Dari kedua pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa terdapat banyak perbedaan dan banyak persamaan diantaranya adalah : perbedaaanya adalah pada corak dan karakter masyarakat yang memiliki pendidikan dan kurang memiliki pendidikan sedangkan persamaanya adalah lembaga pendidikan dan lembaga social saling berkaitan dengan pendidikan masyarakat dikarenakan pendidikan atau corak suatu masyarakat dapat dilihat di dalam karakteristik pendidikan.
Akmal Ramdhan,Sosiologi pendidikan STI.Tar.Muara Enim 2011
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga, pendidikan dan lembaga social
Secara etimologi lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan sesuatu penelitian keilmuan atau suatu usaha untuk mencapai apa yang telah di rencanakan.
Lembaga pendidikan adalah suatu organisai yang bernaung dalam dunia pendidikan yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan yang di canangkan oleh pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan menurut Abu ahmadi dan Nur Uhbiyati, 1991: 171 di dalam buku Akmal ramadhan yang berjudul sosiologi Pendidikan. Ia mengatakan bahwa lembaga pendidikan adalah suatu tempat atau wadah berlangsungnya proses pendidikan. Dari uraian di atas maka dapat kita tarik benang merah pengertian lembaga pendididkan. Lembaga pendidikan adalah sesuatu tempat dimana terciptanya suatu proses pendidikan yang berlangsung secara berkesinambungan dan terus menuerus dan juga pendidikan itu harus berlangsung sepanjang hidup ( Live Long education ).
Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku para anggota masyarakat. Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata sosial merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Istilah lain yang digunakan adalah bangunan sosial yang diambil dari bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi tersebut.Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan salah satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup. Lembaga sosial menurut koenjaraningrat ( 1987: 70 ) lembaga sosial adalah suatu norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia di dalam masyarakat.
Akmal ramdhan,sosiologi pendidikan STI.Tar Muara Enim
B. Ciri – ciri lembaga pendidikan dan lembaga sosial
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa pada dasarnya merupakan cita-cita dari pembangunan bangsa. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup dimensi ahir batin, material, dan spiritual. Lebih dari itu suatu lembaga pendidikan menghendaki suatu lembaganya atau yang bernaung di dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi pada yang nyata dalam mewujudkan cita-cita Indonesia di dalam dunia pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ciri – cirri lembaga pendidikan yaitu :
1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas.
2. Memiliki keunggulan yang distinktif ddan kompetitif.
3. Memiliki ketahanan mutu yang konsisten
4. Memberikan layanana tentang rasa kenyamanan dan kepuasan.
5. Mampu mengangtipasi dan beradaptasi dengan tuntunan dan perkembangan zaman.
6. Memiliki networking, partnership, dan kemitraan dengan lembaga lain,
Lembaga pendidikan juga mempunyai sipat- sipat khas sebagi berikut :
1. Pola da sikap kelakuan seperti hasrat akan pengetahuan, konsentarsi dan displin belajar.
2. Lambang seperti panji sekolah, warna sekolah dan gambar lambing
3. Unsur – unsur pemakaian kebudayaan seperti : perpustakaan buku-buku dan lapangan olahraga.
4. Kode-kode tertulis atau lisan seperti gelar dan aturan ujian.
5. Rasionalisasi dan sublimasi ( ideology ) seperti kebebasan, tata norma, kebebasan akademis dan tridarma pendidikan.
Sedangkan lembaga sosial adalah lembaga yang menaungi lembaga pendidikan dan mempunyai cirri dan karakteristik. Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial" (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut :
1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.
3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.
Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial. Menurutnya terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut.
1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.
3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya.
C. Tipe lembaga social dan lembaga pendidikan
Tipe lembaga pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yakni ditinjau dari segi yang mengusahakan dan tingkatan serta sipatnya.
a. Ditinjau dari segi yang mengusahakan lembaga pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Sekolah negeri : yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah. Baik segi fasilitas, keuangan, maupun tenaga pengajar.
2) Sekolah Swasta : yaitu sekolah yang diusahakan oleh badan-badan swasta, terdiri atas 4 status. Disamakan, Diakui, Terdaftar, dan Terakreditasi.
b. Ditinjau dari segi Tingkatan.
1) Pendidikan pra sekolah : Pendidikan sebelum sekolah dasar
2) Pendidikan Dasar : Sekolah Dasar/madrasah Ibtidayah dan SMP/Mts
3) Pendidikan Menengah : SMA dan Kejuruan atau Madrasyah Aliyah.
4) Pendidikan Tinggi : Akademik, politeknik, Institut, Sekolah Tinggi atau universitas. Pendidiikan ini mencakup program pendidikan, yaitu Diploma ( D1,D2, da D3 ), Serjana Muda, Magister ( S2 ) dan Dokter ( S3 )
c. Ditinjau dari dari sifatnya dapat di bedakan menjadi 2 macam yaitu :
1) Sekolah umum : yaitu sekolah yang belu mempersiapkan anak dalam spesialis dalam bidang perkerjaan tertentu. Misalnya SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA
2) Sekolah kejuruan yakni Lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. Minsalnya : SMK/MAK
Sedangkan tipe lembaga sosial terdiri atas 5 macam. Yakni Berdasarkan perkembangan dalam masyarakat, berdasarkan kepentingan masyarakat, berdasarkan penerimaanya dalam masyarakat, berdasarkan penyebaranya dalam masyarakat, berdasarkan fungsinya dalam masayarakat.
1) Lembaga sosial berdasarkan perkembanganya dalam masyarakat terdiri dari.
a. Cresive Instution merupakan institusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat dan istiadat masyarkat, contohnya : Instansi agama, pernikahan, dan hak milik
b. Enacted Instution merupakan instansi yang sengaja di bentuk oleh masyarakat contohnya : lembaga pendidikan
2) Lembaga sosial berdasarkan kepentingan masyarakat:
a. Basic Instution merupakan lembaga sosial yang dianggap penting keberadaanya untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat contoh keluarga, sekolah, dan Negara.
b. Subsidiary Instution merupakan lembaga sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak terlalu penting dan berada di masing-masing masyarakat. Contohnya : rekreasi
3) Berdasarkan penerimanya dalam masyarakat, terdiri dari
a. Approved atau scantioned Instution merupakan lembaga sosil yang di terima oleh masyarakat. Contohnya lembaga sekolah dan perusahaan dagang.
b. Unsanctioned Instution merupakan Instansi yang ditolak masyarakat meskipun tidak mampu membrantasnya. Contohnya pelacuran
4) Berdasarkan penyebaranya atau popularitasnya di masyarakat dapat di bagi menjadi.
a. General Instution merupakan istansi yng dikenal oleh sebagian masyarakat. Contoh : Instutusi agama.
b. Restricted Instition merupakan lembaga sosial yang lainya dikenal dan dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu. Contoh : lembaga agama islam, Kristen, hindu, Budha dan konghucu
5) Berdasarkan fungsinya terbagi atas 2 macam yaitu :
a. Operative Instution merupakan yang berfungsi menghipun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan. Contoh : lembaga industry
b. Regulative Instution merupakan instution yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelaukuan dalam masyarakat. Contoh : lembaga hokum dan kejaksaaan.
D. Fungsi lembaga pendidikan dan lembaga social.
Fungsi lembaga pendidikan sebagai system sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam masyarakat menuju kearah perbaikan dari segala lini. Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah system kedua mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebgai alat.
1) Pengembangan pribadi
2) Perkembangan warga
3) Pengembangan pribadi
4) Perkembangan bangsa
Menurut hasbullah (2009;38-61) fungsi atau peranan lembaga pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Lembaga pendidikan keluarga, meliputi.
a. Memberi pengalaman pertama masa kanak-kanak
b. Menjamin kehidupan emisional anak
c. Mendirikan dasar pendidikan sosial.
d. Pelatihan dasar – dasar keagamaan
2. Lembaga pendidikan sekolah meliputi
a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
b. Spesialisasi
c. Efisiensi
d. Sosialisasi
e. Konservasi
f. Tarnsmisi cultural
g. Tradisi dari rumah ke masyarakat.
3. Lembaga penddikan masyarakat :
Fungsi lembaga pendidikan masyarakat adalah sebagai wadah dan wahana pendidikan, yaitu : medan kehidupan manusaia yang majemuk ( plurl, suku, agama, kegiatan raya, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, da n sebagaianya
Fungsi lembaga sosial adalah untuk memberikan pedoman kepada anggota masayarakat tentang sikap dalam menghadapi masaalah di masayarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok, menjaga keutuhan masyarakat, sebagai panduan masyarakat dalam menghadapi dan mengawasi tingkah laku anggotanya. Berikut fungsi lembaga sosial menurut Koentjaraningrat (1987: 73 ) fungsi lembaga sosial meliputi :
a. Fungsi manfest : yang disadari dan diharapkan.
b. Fungsi laten : fungsi lembaga yang tidak disadari dan tidak diharapkan.
c. Fungsi positif : fungsi yang mendukung kelangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi negative : fungsi yang merugikan kelangsungan hidup masyarakat.
E. Macam-macam lembaga pendidikan dan lembaga social.
Lembaga pendidikan di Indonesia dalam UU sisdiknas bisa kita klasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu : sekolah dan luar sekolah selanjutnya pembagian ini lebih rincinya dibagi menjadi 3 bentuk. Yaitu :
1. Informal : ( keluarga ) : perananya ke dalam pembentukan karakter atau keyakinan dan norma.
2. Formal ( sekolah ) perananya diarahkan pada pengembangan penalaran peserta didik
3. Nonformal ( masyarakat ) perananya kearah pembentukan karakter sosial
Pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang berstruktur dan berkesinambungan sampai dengan pendidikan yang tertinggi.
Pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak selalu terikat pada jenjang dan struktur persekolahan tetapi dapat berkesinambungan.
Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang terbentuk kegiatan belajar secara mandiri dan menjadi kebutuhan bagi anak dalam pembentukan kepribadian dan karakter
Pendidikan formal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan : Umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, dan keagamaan.
Pendidikan non formal adalah meliputi pendidikan yang tetdiri dari pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan kepemudaan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja.
Begitu juga lembaga sosial dalam pembagianya terbagi atas :
1. Lembaga Agama
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.. Fungsi lembaga agama antara lain sebagai :
a) Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
b) Pengatur tata cara hubungan antar manusia, dan antara manusia dengan Tuhannya. Contohnya adanya sebuah perkumpulan remaja mesjid yang menyelenggarakan pengajian bulana. Kegiatan itu berfungsi untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja Islam di daerahnya.
2. Lembaga Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.
Fungsi lembaga Keluarga antara lain;
1. Fungsi reproduksi
Dalam keluarga, anak-anak merupakan wujud dari cinta kasih dan tanggung jawab suami istri meneruskan keturunannya. Keluarga mempunyai fungsi reproduksi artinya dari pernikahan diharapkan akan memberikan keturunan.
2. Fungsi proteksi
Dengan terbentuknya keluarga, terdapat fungsi proteksi yaitu mendapatkan rasa ketentraman dan keterlindungan baik secara psikologis maupun fisik. Apabila di dalam keluarga terdapat rasa aman, proses-proses sosial di dalam keluarga dapat berjalan harmonis.
3. Fungsi ekonomi
Pada umumnya dalam sebuah keluarga, ayah merupakan kepala keluarga serta menjadi tulang punggung keluarga. Namun tidak tertutup kemungkinan ibu juga mencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga. Kerja sama yang baik antara ayah dan ibu di dalam mengelola pendapatan menjadikan keluarga dapat mengfungsikan ekonomi secara efektif dan efisien.
4. Fungsi sosialisasi
Di dalam lingkungan keluarga, anak mulai dilatih dan diperkenalkan cara-cara hidup bersama dengan orang lain. Anak diajak memahami lingkungan yang lebih luas sehingga pada saatnya nanti seorang anak benar-benar siap untuk hidup dalam masyarakat. Anak diperkenalkan oleh orang tuanya mengenai norma yang berlaku di masyarakat seperti norma agama, norma kesopanan, norma hukum dan norma kesusilaa, serta nilai – nilai sosial seperti nilai kemanusiaan,nilai keindahan dan nilai keagamaan.
5. Fungsi afeksi
Keluarga diharapkan akan memberikan kehangatan perasaan pada anggota keluarganya seperti seorang bapak yang tetap memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya yang sedang mendapatkan masalah di sekolah.
6. Fungsi pengawasan sosial
Pada dasarnya dalam keluarga terdapat saling kontrol (mengawasi) antaranggota keluarga biasanya sering dilakukan oleh anggota keluarga yang lebih tua, hal ini sebagai rasa tanggung jawab mereka dalam menjaga nama baik keluarga. Contohnya seorang kakak yang mengetahui teman dekat adiknya.
7. Fungsi pemberian status
Melalui lembaga perkawinan ini, seseorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat, yaitu sebagai suami atau istri. Fungsi dari status suami adalah sebagai pemimpin dalam rumah tanggaganya sedangkan seorang istri berfungsi sebagai pendamping suami dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya.
3. Lembaga Pendidikan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang. Sekolah merupakan bentuk konkrit dari lembaga pendidikan. Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi nyata atau fungsi manifest, yaitu:
a) Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Dengan bekal keterampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan seperti sekolah maka seseorang siap untuk bekerja.
b) Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
c) Melestarikan kebudayaan masyarakat. Lembaga pendidikan mengajarkan beragam kebudayaan dalam masyarakat.
d) Menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Sedangkan fungsi laten (fungsi yang tidak disadari )dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
e) Mengurangi pengendalian orang tua. Keikutsertaan seorang anak dalam lembaga pendidikan seperti sekolah akan mengurangi pengendalian orang tuanya karena yang berperan saat dalam pengajaran dan pendidikan di sekolah adalah para gurunya.
f) Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Aturan dalam keluarga atau rumah berbeda dengan aturan di sekolah,maka ada beberapa anak yang ingin mencoba melanggar aturan/membangkang, salah satunya bertujuan untuk menarik perhatian orang tuanya.
g) Mempertahankan system kelas social. Adanya jenjang pendidikan secara tidak langsung telah mempertahankan system kelas sosial seperti adanya kelas-kelas dalam lembaga pendidikan (kelas 1 sampai kelas XII )
h) Memperpanjang masa remaja. Anak yang bersekolah hingga kelas XII akan menikmati masa remajanya berbeda dengan anak yang berhenti sekolah
4. Lembaga Politik
Lembaga politik adalah keseluruhan tata nilai dan norma yang berkaitan dengan kekuasaan. Misalnya keanggotaan DPR sebagai sarana aspirasi rakyat.
Lembaga politik memiliki beberapa fungsi yaitu:
1. Memelihara ketertiban di dalam negeri (internal order)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk memelihara ketertiban didalam masyarakat dengan menggunakan wewenang yang dimilikinya, baik dengan cara persuasif (penyuluhan )maupun cara koersif (kekerasan).
2. Menjaga keamanan di luar negeri (eksternal order)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk mempertahankan negara dari ancaman atau serangan yang datang dari negara lain melalui jalan diplomasi ataupun dengan perang seperti TNI AL
3. Mengusahakan kesejahteraan umum (general welfare)
Lembaga politik memiliki fungsi untuk merencanakan dan melaksanakan pelayanan- pelayanan sosial serta mengusahakan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat seperti organisasi politik yang melakukan bakti sosial.
4. Mengatur proses politik
Lembaga politik memiliki fungsi mengatur proses persaingan untuk memperoleh kekuasaan agar tidak mengancam keutuhan masyarakat (bangsa dan negara) seperti adanya kesepakatan politik dari beberapa partai politik dalam menyikapi kebijakan pemerintah.
5 Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi mulai muncul ketika orang mulai membutuhkan produk dari masyarakat atau orang lain yang menyangkut barang-barang kebutuhan pokok.
Fungsi lembaga ekonomi antara lain :
1. Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
2. Memberi pedoman untuk melakukan pertukaran barang atau barter.
3. Memberi pedoman tentang harga jual beli barang.
4. Untuk kegiatan untuk mendapatkan kebutuhan pokok diperlukan lembaga ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan tempat transaksi jual-beli berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Keberadaan pasar telah memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama bahan pangan.
6 Lembaga Agama
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya
Fungsi lembaga agama antara lain sebagai :
1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
2. Pengatur tata cara hubungan antar manusia, dan antara manusia dengan Tuhannya. Contohnya adanya sebuah perkumpulan remaja mesjid yang menyelenggarakan pengajian bulana. Kegiatan itu berfungsi untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja Islam di daerahnya.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan, bahwa Hubungan lembaga sosial dengan lembaga pendidikan sangatlah segnifikan dikarenakan pada dasarnya suatu lembaga. Akan terbentuk jika dua diantara lembaga akan saling membutuhkan. Hubungan lembaga sosial dengan lembaga pendidikan terjamin baik dan berlangsung kontinu setelah adanya suatu kesinambungan, Mereka bisa mengetahui aktivitas-aktivitas suatu lembaga yang lainya , mengerti aspirasinya, benturan pemahaman dan salah pengertian terhadap program yang dilaksanakan oleh lembaga lain oleh kerena itu hubungan lembaga sosial dengan lembaga pendidikan tidak dapat di pisahkan begitu saja. Sebab secara tidak langsung lembaga pendidikan dan lembaga sosial sama-sama mempunyai peranan yang sangat dominan dalm pembentuakan kepribadaian suatu masyarakat dan umumnya untuk manusia di dunia ini. lembaga sosial dengan lembaga pendidikan merupakan suatu organisai yang bernaung dalam dunia pendidikan yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan yang di canangkan oleh pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa pada dasarnya merupakan cita-cita dari pembangunan bangsa. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup dimensi lahir batin, material, dan spiritual. Lebih dari itu suatu lembaga pendidikan menghendaki suatu lembaganya atau yang bernaung di dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi pada yang nyata dalam mewujudkan cita-cita Indonesia di dalam dunia pendidikan.
B. SARAN
Muda-mudahan dengan terselesaikannya makalah ini kita dapat mengetahui Hubungan lembaga sosial dengan lembaga pendidikan dan saya mengharapkan saran yang bersipat membangun guna memperbaiki makalah ini untuk masa yang akan datang yang lebih baik.
C. Pesan
Semoga makalah ini bermanfaat terkhusus untuk mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muara Enim umumnya pendidikan di indonesia untuk kita semua dan jika ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini saya mohon maaf dan kepada pihak yang terkait saya ucapkan trima kasih.
Daftar Pustaka
Akmal Ramdhan (2011) , sosiologi pendidikan,Muara Enim, STI.Tar.
Hasbullah, (1987) Dasar- dasar Ilmu pendidikan.Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.
Indrayanto (2010),Proposal penelitian, Yogyakarta, Idea Fress.
Nasaruddin (1988) Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial, Bandung, PT. Intan Pariwara
UU Sisdiknas,Menteri pendidikan nasional
www.google/hendyazizirpelangi18saudara.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)