Web Servise Hp dan Laptop
Aza Phone Cell

Jumat, 18 November 2011

sabar dan mengeluh

Kesabaran sangat dianjurkan oleh Islam dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah SWT. Rasulullah SAW menyampaikan firman Allah dalam hadis Qudsi "Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan surga baginya."

Perbuatan mengeluh sangat dikutuk oleh agama. Karena itu, Rasulullah SAW mengatakan "Tiga jenis kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluhkan menghina nasib orang." Beliau juga menambahkan, "Mengeluh itu termasuk kebiasaan

Jahiliyah dan jika orang yang mengeluh mati sebelum bertaubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari uap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah).

Kisah di zaman dahulu menceritakan kesabaran seorang perempuan yang dilihat oleh jamaah bernama Abul Hassan saat berhaji di Baitul Haram. Wa.ktu tawaf, tiba-tiba dia melihat seorang perempuan yang bersinar dan berseri wajahnya.

"Demi Allah, belum perrfah aku melihat wajah secantik dan secerah perempuan itu, tidak lain karena itu pasti tidak pernah risau dan bersedih hati," katanya. . Perempuan itu pun mendengarnya, lalu ia bertanya, "Apa katamu, hai Saudaraku? DemT Allah aku terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau dan tak seorang pun mengetahuinya."

Abul Hassan bertanya pada perempuan itu, "Apa yang membu-atmu risau?"

Dia pun menjawab, "Pada suatu hari suamiku menyembelih kambing kurban, dua orang anakku bermain dan seorang masih menyusu. Saat aku bangun untuk membuat makanan, anakku yang agak besar berkata pada adiknya. Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing? Adiknya pun setuju."

Lalu, disuruhlah adiknya itu berbaring dan disembelihlah lehernya. Sang kakak ketakutan dan panik saat darah menyembur keluar dari sang adik dan dia lari ke bukit. Di sana, ajalnya datang menjelang karena dimakan serigala. Karena khawatir, suaminya pergi mencari sang kakak. Nasib malang menimpa. Suaminya mati kehausan.

Perempuan itu cemas karena sang suami dan anaknya tak kembali. Dia pun pergi mencari mereka ke bukit. Anaknya yang kecil ditinggalkan. Tak tahunya, anak itu merangkak ke periuk berisi air panas dan tumpahlah air itu ke tubuhnya. Habis melepuh semua badannya.

Beritaini didengar anaknya yang sudah menikah di daerah lain. Dia pun jatuh pingsan hingga wafat. "Kini aku tinggal sebatang kara."

Abul Hassan lalu bertanya, "Bagaimana kesabaranmu menghadapi semua musibah itu?"

Perempuan itu menjawabnya, "Tak ada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dan mengeluh, kecuali jalan yang berbeda. Sabar bisa memperbaiki yang lahir. Itu baik dan terpuji. Adapun mengeluh, orang tak akan mendapatkan apa-apa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar